Merajalela! DBD di Pacitan Capai 559 Kasus, 268 Warga Terjangkit Leptospirosis

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Hetty Hapsari

19 November 2024 10:56 19 Nov 2024 10:56

Thumbnail Merajalela! DBD di Pacitan Capai 559 Kasus, 268 Warga Terjangkit Leptospirosis Watermark Ketik
Kegiatan pengasapan dilakukan di Pacitan untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk Aedes Aegypti, Selasa 19 Oktober 2024. (Foto: Al Ahmadi/Ketil.co.id)

KETIK, PACITAN – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi tantangan serius bagi Kabupaten Pacitan.

Buktinya, per Oktober 2024, Dinas Kesehatan mencatat sudah ada sebanyak 559 kasus, dengan beberapa di antaranya menyebabkan hilangnya nyawa.

Pun, angka itu melampaui kasus DBD sepanjang 2023 lalu yang tercatat hanya 221.

Diperincikan, kasus DBD saat ini paling tinggi tercatat di Puskesmas Tegalombo dengan 103 kasus, disusul Tanjungsari (93 kasus), Pacitan (74 kasus), dan Donorojo (50 kasus). 

Sementara itu, lima puskesmas berhasil mencatat nihil kasus, yakni Jeruk, Pakisbaru, Kedungbendo, Sudimoro, dan Sukorejo.  

“Kami berharap angka ini tidak melonjak signifikan, meskipun kondisi cuaca saat ini mendukung penyebaran nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD,” ujar drg. Nur Farida, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, Senin 18 November 2024.  

Ia menambahkan bahwa nyamuk Aedes aegypti aktif pada pagi (07.00-10.00 WIB) dan sore (14.00-16.00 WIB). Gejala awal DBD meliputi demam tinggi selama tiga hari, sakit kepala, nyeri perut, mual, dan muntah.

“Kami mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat jika mengalami gejala ini agar mendapat penanganan dini,” jelasnya. 

Selain DBD, leptospirosis juga menjadi ancaman serius, terutama di wilayah Pacitan.

Kasus terbanyak ditemukan di Puskesmas Ngadirojo dengan 112 kasus, diikuti oleh Kebonagung, Wonokarto, Tulakan, dan Bubakan. 

Totalnya, sebanyak 268 warga terjangkit leptospirosis yang tersebar di 11 dari 24 puskesmas di Pacitan.  

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar melalui urine atau darah hewan, terutama di area dengan genangan air.

Farida mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap gejala seperti demam dua hingga tiga hari di musim hujan ini.  

Terpisah, Kepala Dinkes Pacitan, dr. Daru Mustikoaji, mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah pencegahan.

Ia juga menyarankan penggunaan alas kaki saat beraktivitas di luar rumah dan memastikan tidak ada genangan air di sekitar lingkungan tempat tinggal.  

“Pencegahan utama adalah menjaga kebersihan lingkungan. Jangan lupa olahraga, konsumsi makanan bergizi, dan lakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin,” tutup Daru. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan DBD di Pacitan dinkes pacitan