Rupiah Menguat ke Level Rp 14.980/US$, Akibat Inflasi Melandai

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Rudi

1 Februari 2023 09:03 1 Feb 2023 09:03

Thumbnail Rupiah Menguat ke Level Rp 14.980/US$, Akibat Inflasi Melandai Watermark Ketik
Mata uang rupiah. (Foto : Robert Lens/Pexels )

KETIK, SURABAYA – Akibat keadaan ekonomi global yang belum stabil, dan inflasi merupakan salah satu ancaman yang paling ditakuti oleh banyak negara. Tidak terkecuali Indonesia. Namun menurut pantauan pasar terlihat jika kenaikan harga barang mulai melandai. Hal ini tentu memberikan kekuatan rupiah untuk melawan dolar AS karena danya sentimen positif.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 12:54 WIB rupiah menguat 0,03% ke Rp 14.980/US$, setelah sebelumnya sempat melemah dan menyentuh Rp 15.000/US$. Sebagian besar mata uang Asia mengalami pelemahan siang ini, namun di satu sisi terjadi penguatan yang juga lebih besar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Januari 2023 mencapai 5,28% (year-on-year), lebih rendah dari Desember 2022 yang mencapai 5,51%. Bahkan, laju inflasi tahunan ini jauh menurun dari titik puncak inflasi pada September 2022, sebesar 5,95%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa inflasi tahunan mulai menurun pasca kenaikan harga BBM pada tahun lalu.

"Jadi di Januari ini ada pelemahan secara year-on-year jika dibandingkan kondisi Desember," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023).

HSBC memperkirakan, won Korea, ringgit Malaysia, baht Thailand, dan rupiah bisa melanjutkan kinerja positif setelah menguat sepanjang Januari.

"Tidak seperti November dan Desember lalu, laju penguatan mata uang Asia melewati penurunan indeks dolar sepanjang Januari, menunjukkan bahwa mata uang Asia memiliki momentum positif tersendiri di luar koreksi dolar AS," kata Paul Mackel, FX strategist HSBC dalam catatan yang dikutip Bloomberg.

Foto Mata uang Rupiah. (Foto : Robert Lens/Pexels )Mata uang rupiah. (Foto : Robert Lens/Pexels )

Untuk Indonesia, Mackel melihat kepemilikan asing pada obligasi negara atawa surat utang negara (SUN) masih cenderung tipis. Sementara won dan ringgit masih terhitung undervalued. Di sisi lain, baht berpotensi membalikkan current account menjadi surplus pada tahun ini.

Meski demikian, pelaku pasar juga masih wait and see, sebab bank sentral AS (The Fed) akan mengumumkan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Pelaku pasar menanti kepastian apakah The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin sesuai ekspektasi, atau tetap 50 basis poin.

Jika The Fed menaikkan 25 basis poin, dan membuka ruang pemangkasan di akhir tahun nanti, rupiah berpeluang menguat lebih jauh. Sebaliknya, jika suku bunga dinaikkan 50 basis poin, rupiah berisiko terpuruk lagi. Itu artinya, The Fed memandang ancaman inflasi masih serius, dan risiko resesi semakin dalam bisa terjadi.(*)

Tombol Google News

Tags:

dollar Inflasi Melandai rupiah Sentimen Positif menguat The Fed