Sejarah Monumen Pesawat MiG 17 Fresco yang Sempat Ditakuti Belanda

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Muhammad Faizin

12 Juli 2023 13:00 12 Jul 2023 13:00

Thumbnail Sejarah Monumen Pesawat MiG 17 Fresco yang Sempat Ditakuti Belanda Watermark Ketik
Monumen Pesawat MiG 17 Fresco di Jalan Suhat yang tengah dilakukan pembersihan (foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Monumen Pesawat MiG 17 Fresco yang berdiri di Jalan Soekarno-Hatta (Suhat) menyimpan kepingan cerita sejarah Bangsa Indonesia. Pesawat tersebut jadi saksi bisu hubungan baik antara Pemerintah Indonesia dengan Uni Soviet.

Pesawat tempur tersebut buatan perusahaan Mikoyan-Gurevich asal Rusia dengan sistem persenjataan yang mumpuni. Berkat pesawat tempur tersebut, Indonesia sempat ditakuti oleh Belanda ketika hendak melancarkan Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat.

"Ini merupakan pesawat buatan Blok Timur yakni Uni Soviet. Masuk ke Indonesia pada tahun sekitar 1960 dan beroperasi hingga 1969," jelas Kasi Lamja Skatek 022 Lanud Abd Saleh, Kapten Deddy Yahya Khristanto pada Rabu (12/7/2023).

Pesawat tempur MiG 17 Fresco memang beroperasi cukup singkat. Namun berkat kehadiran pesawat ini di tangan Indonesia membuat Belanda menandatangani persetujuan untuk menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.

"Walaupun beroperasi singkat, banyak sejarah yang sudah ditorehkan oleh pesawat ini dulu. Salah satunya yakni ada andil bagi kejayaan bangsa kita karena ikut kegiatan operasi pembebasan Irian Barat," lanjutnya.

Sementara itu, Rakai Hino Galeswangi selaku Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang menegaskan terkait hubungan kerjasama Indonesia dengan Uni Soviet. 

"Kalau kita runtut dari historisnya dulu, intinya ini bukti antara Indonesia dan Uni Soviet menjalin kerjasama yang bagus. Niat awalnya digunakan untuk konfrontasi ketika pembebasan Irian Barat yang berjalan alot. Maka direncanakan melakukan serangan udara. Salah satunya digunakan dengan pesawat ini," ungkap Rakai.

Saat itu meskipun Indonesia menjadi penggagas Gerakan Non-Blok, namun terlihat kecenderungan kedekatan Sukarno, presiden pertama Indonesia dengan negara-negara di Blok Timur. Sehingga untuk merebut Irian Barat dari Belanda yang notabene dari Blok Barat, Sukarno meminta bantuan dari Uni Soviet.

"Ini ada bantuan dari Rusia, waktu itu presidennya Mikhail Gorbachev yang kerjasama dengan Bung Karno. Waktu itu Bung Karno tidak mungkin melirik ke Blok Barat karena yang ada di Irian Barat waktu itu Belanda dan bersinergi dengan Amerika. Akhirnya Bung Karno minta bantuan ke Uni Soviet," terangnya.

Namun Pesawat Tempur MiG 17 Fresco tak sempat melancarkan aksinya. Sebab Belanda akhirnya menyerahkan Irian Barat untuk kembali ke Indonesia.

"Untuk pembebasan Irian Barat waktu itu namanya Operasi Trikora, ini sangat mendukung. Tapi belum sempat terbang, Belanda sudah menyerahkan iriat barat ke indoensia kembali. Mungkin takut lihat Indonesia alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dapat bantuan dan mungkin lebih tinggi daripada milik Belanda. Kemudian Belanda tanda tangan pembebasan Irian Barat," ujar Rakai.

Perlu diketahui, Monumen Pesawat MiG-17 Fresco diresmikan oleh Komandan Lanud Abd Saleh, Marsdya Alimunsiri Rappe, dan Wali Kota Malang Suyitno. Peresmian tersebut dilakukan pada 20 Agustus 1999 dan masih berdiri kokoh hingga saat ini. (*)

Tombol Google News

Tags:

Monumen Pesawat MiG 17 Fresco Patung Pesawat Suhat Pesawat Tempur Uni Soviet Indonesia Kota Malang