Menko PMK Serahkan Dokumen Reog Ponorogo untuk Disidangkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Jurnalis: Dimas Cheppy Rusadhi
Editor: Eko Suprayitno

28 Agustus 2023 09:35 28 Agt 2023 09:35

Thumbnail Menko PMK Serahkan Dokumen Reog Ponorogo untuk Disidangkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Watermark Ketik
Sepuluh dadak merak Reog Ponorogo ketika tampil di halaman gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Jakarta, Minggu (27/8/2023). (Foto: Humas Pemkab Ponorogo)

KETIK, PONOROGO – Reog Ponorogo masih menjadi magnet kuat Gelar Karya Revolusi Mental dalam Pemajuan Kebudayaan di Jakarta. Setidaknya sepuluh dadak merak beserta barongannya ikut pawai jalan kaki sejauh 1,5 kilometer.

Gelar Karya Revolusi dalam Pemajuan Kebudayaan ini dimulai dari Perpustakaan Nasional yang berakhir di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Reog Ponorogo lantas tampil dengan mengusung konsep festival selama kurang lebih 30 menit.  Kesempatan ini digunakan untuk penyerahan dokumen pengajuan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage/ICH) dari Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Paguyuban Reog Susiwijono Moegiarso kepada Menko PMK Muhadjir Effendy.

Dokumen penting itu selanjutnya diteruskan kepada Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid untuk disidangkan di UNESCO pada Desember tahun depan.

Menko PMK Muhadjir Effendy meyakini Reog Ponorogo layak mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Sebab, kesenian tersebut sudah tersebar di berbagai daerah di Tanah Air hingga manca negara.

‘’Paguyuban Reog Ponorogo tersebar di Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura. UNESCO seharusnya mengakui reog sebagai warisan budaya dunia dari Ponorogo,” tegas Muhadjir.

Pengakuan UNESCO terhadap reog Ponorogo lanjut Muhadjir akan memberikan kebanggaan tersendiri kepada seluruh warga Ponorogo dan masyarakat Indonesia. Bersamaan itu, melengkapi 12 warisan budaya Indonesia yang sudah terdaftar di organisasi internasional yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan itu.

‘’Kebudayaan merupakan alat soft diplomacy yang paling efektif untuk berhubungan dengan negara lain. Suatu negara akan dianggap beradab atau tidak, akan dilihat dari seberapa unggul dan seberapa adiluhung kebudayaannya,” terangpejabat kelahiran Kabupaten Madiun ini.

Dalam pawai di Jakarta, Reog Ponorogo bersanding dengan Tari Bali, Pencak Silat, Tari Saman, serta Angklung yang sudah mendapat predikat warisan budaya tak benda. Pawai itu dimeriahkan kurang lebih 1.000 peserta dengan berbagai penampilan kesenian.

Pemkab Ponorogo sengaja mengirimkan 20 pembarong lengkap dengan para penari jatilan, bujangganong, dan pengrawit gamelan reog serta 10 dadak merak. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Menko PMK Muhadjir Effendi Reog Ponorogo Ponorogo Hari Ini Unesco Warisan Budaya Tak Benda