Menghidupkan Kembali UN: Dorongan Baru untuk Tingkatkan Minat dan Motivasi Belajar Siswa

Editor: Mustopa

19 November 2024 09:15 19 Nov 2024 09:15

Thumbnail Menghidupkan Kembali UN: Dorongan Baru untuk Tingkatkan Minat dan Motivasi Belajar Siswa Watermark Ketik
Oleh: Agus Tjakra Diredja*

Wacana untuk menghidupkan kembali Ujian Nasional (UN) sebagai bagian dari sistem pendidikan di Indonesia kembali mengemuka. Sebelumnya, UN telah dihentikan dengan alasan bahwa penilaian tunggal tidak cukup mewakili pencapaian siswa dalam sistem pendidikan yang beragam.

Namun, kini gagasan tersebut muncul lagi dengan tujuan memperbaiki standar kualitas pendidikan nasional. Hal ini menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat, tenaga pengajar, siswa, hingga pemerhati pendidikan.

Sebagai pengajar di tingkat SMA, saya melihat bahwa tanpa adanya tantangan nyata seperti UN, kebijakan yang memastikan semua siswa naik kelas atau lulus justru berdampak negatif terhadap minat dan motivasi belajar mereka. 

Kembalinya UN diharapkan mampu memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih giat belajar, sekaligus menjadi cermin dari hasil proses pembelajaran yang telah dijalani.

UN Sebagai Motivator Belajar

Tanpa tantangan akademik yang jelas, banyak siswa yang kehilangan motivasi belajar. Dengan tidak adanya "taruhan" seperti UN, mereka cenderung merasa cukup dengan usaha minimal.

Adanya UN akan mendorong siswa untuk belajar lebih keras, menantang diri mereka sendiri, dan mempersiapkan diri secara serius..Evaluasi ini bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi merupakan refleksi dari perjalanan panjang selama bertahun-tahun pendidikan.

Peran Guru Mata Pelajaran yang Diujikan dalam UN

Guru mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan lainnya yang di-UN-kan memiliki tanggung jawab besar untuk mempersiapkan siswa dengan baik. 

Tekanan yang mereka hadapi lebih besar karena dituntut untuk memastikan siswa benar-benar menguasai materi dan mampu menghadapi ujian dengan baik. Strategi pembelajaran perlu berfokus pada pemahaman yang mendalam, bukan sekadar hafalan, agar siswa dapat menjawab tantangan UN dengan percaya diri.

Keterlibatan Orang Tua dalam Mendukung Pendidikan Anak

Kembalinya UN tidak akan berjalan optimal tanpa peran aktif orang tua. Mereka perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah, memberikan dukungan moral, dan menjaga semangat anak-anak mereka.

Orang tua bisa menjadi mitra bagi guru dalam memastikan anak-anak mereka siap menghadapi tantangan ujian. Dukungan emosional dari keluarga juga sangat penting untuk mengurangi tekanan mental yang mungkin dirasakan siswa.

Teknis Pelaksanaan yang Mengedepankan Kejujuran

Pelaksanaan teknis UN di lapangan harus mengedepankan kejujuran. Hasil UN yang jujur akan mencerminkan kualitas pendidikan yang sebenarnya, menjadi pijakan untuk perbaikan di masa depan.

Kolaborasi yang luas dan menyeluruh antara semua pihak berkompeten—sekolah, pengawas, pemerintah, dan masyarakat—diperlukan agar UN dapat terlaksana dengan baik. Terlepas dari apakah UN dijadikan acuan kelulusan atau tidak, setidaknya hasil UN harus menjadi gambaran umum dari proses pembelajaran yang telah dilalui siswa.

Menyeimbangkan Tantangan dan Dukungan

Kembalinya UN dapat membawa dampak positif bagi siswa, guru, dan orang tua. Dengan tantangan ini, ada peluang untuk memperbaiki kualitas pendidikan, tetapi semua pihak perlu bekerja sama agar proses ini berjalan dengan efektif dan bermartabat. 

Pelatihan tambahan, pemerataan akses pendidikan, serta perhatian terhadap kesejahteraan siswa dan guru adalah kunci agar UN menjadi alat evaluasi yang efektif dan mendukung pendidikan yang berorientasi pada pengembangan karakter dan keterampilan.

Menghidupkan kembali UN adalah langkah yang memerlukan perhatian dan kerjasama dari semua pihak. Dengan sinergi yang baik antara guru, siswa, orang tua, dan pemangku kebijakan, diharapkan UN dapat meningkatkan kualitas pendidikan, membangun motivasi belajar, dan menciptakan generasi muda yang unggul serta siap menghadapi tantangan global.

*) Agus Tjakra Diredja merupakan Guru Informatika SMAN 1 Muncar

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

opini Un Agus Tjakra Diredja