Periode Januari-April 2024, Demam Berdarah di Jember Capai 1.109 Kasus

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Mustopa

2 Mei 2024 14:36 2 Mei 2024 14:36

Thumbnail Periode Januari-April 2024, Demam Berdarah di Jember Capai 1.109 Kasus Watermark Ketik
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (Foto: Pixabay)

KETIK, JEMBER – Sepanjang tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) per bulan April di 31 kecamatan mencapai 1.109 kasus.

Secara keseluruhan untuk kasus Demam Dengue (DB), DBD, dan Dengue Shock Syndrome (DSS) per bulan April 2024 menembus 3.981 kasus. Sementara pasien meninggal dunia ada 8 orang.

Kendati demikian, Sekretaris Dinkes dr, Koeshar Yudyarto menyampaikan bila data terbaru hingga minggu ke-17 kasus DBD di Kota Tembakau ini mulai melandai.

“Sekarang kasus DBD sudah semakin menurun, memang puncaknya terjadi pada bulan Februari dan Maret,” tuturnya usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat di Komisi D DPRD Jember, Kamis (2/5/2024) siang.

Dibanding tahun 2023, angka kasus DBD tahun ini melonjak hampir 4 kali lipat. Dengan rincian pada tahun 2024 bulan Januari sebanyak 140 kasus, Februari sebanyak 312 kasus, Maret sejumlah 358 kasus, dan April sebanyak 291 kasus.

Sementara untuk kasus DD, DBD, DSS paling banyak teridentifikasi di Kecamatan Kaliwates, Sumbersari, Bangsalsari, Kalisat, dan Patrang. 

Meskipun fasilitas kesehatan maupun rumah sakit terkonsentrasi di terutama di tiga kecamatan perkotaan, menurut Koeshar tidak ada korelasinya. Justru faktor lingkunganlah yang berpengaruh.

“Meningkatnya jumlah vektor nyamuk aedes aegypti karena udara hangat apalagi sekarang badai El Nino. Jadi kemungkinan dari cuaca berkembangnya siklus nyamuk demam berdarah ini lebih baik dari bertelur hingga menjadi jentik,” urai pria berkacamata itu.

Sedangkan untuk daerah pegunungan yang cenderung dingin, nyamuk demam berdarah tidak bisa berkembang dengan baik. Lain halnya dengan kecamatan yang disebutkan diatas yang geografisnya berada di dataran rendah.

Lebih lanjut Koeshar menegaskan jika perlu adanya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bersama seluruh kelompok masyarakat. Untuk dapat menekan pertumbuhan perkembangbiakan nyamuk.

“Kalau sudah ada air menggenang dan sarang nyamuk, ini radius 100 meter bisa terimbas. Makanya yang paling penting PSN dalam mengendalikan itu. Lebih efektif daripada fogging,” pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Demam Berdarah Jember kasus tahun 2024 Dinas Kesehatan Jember