Menikmati Kopi Turki Dekat Alun-Alun Jember, Usung Konsep Street Bar Coffee

KETIK, JEMBER – Di tengah hiruk pikuk keramaian pusat kota di pagi hari, beberapa langkah dari Alun-alun Jember ada sebuah kopi keliling dengan konsep Street Bar Coffee.

Menjual kopi ala Turki dengan harga murah meriah yang cocok untuk menikmati kopi pagi. Lokasinya berada di Jalan RA Kartini, Kelurahan Kepatihan, Kaliwates. Atau tepatnya di sekitar Kantor Grapari Telkomsel Jember.

Raymond Tanjung, pemilik Street Bar Coffee by Kedai Jiwo ini sudah lama menggeluti kopi nusantara. Lalu memilih memperkenalkan kopi yang dibuat dengan cekatan sehingga menghasilkan cita rasa yang berbeda dengan kopi lainnya.

Di tengah gempuran kopi susu kekinian, pria yang akrab disapa Bang Raymond itu justru mengusung metode kuno. Dengan peralatan sederhana dan antik, kopi yang dihasilkan tidak kalah ciamik.

“Kopi Turki ini sebenarnya teknologi lama yang hilang. Jadi saya kemas ulang dengan konsep street bar biar agak kekinian supaya anak muda juga tertarik,” ujarnya sembari memanaskan Ibrik di atas pasir panas.

Penyajian Kopi Turki ini tergolong autentik, menggunakan pasir kuarsa sebagai medium penghantar panas. Jadi Ibrik atau alat seduh kopi tidak bersentuhan secara langsung dengan api.

“Karena kalau dia bersinggungan langsung sama ibrik, itu yang pertama kerusakannya lebih cepat. Habis itu tampilannya juga nanti ada hitam-hitam, jadi kurang menarik,” lanjut pria asal Kota Metropolitan itu.

Meskipun metode penyeduhan bukan asli Indonesia, Bang Raymond mengaku ia belajar secara otodidak. Sudah banyak research and development dilakukan, berbulan-bulan lamanya, agar Kopi Turki dapat diterima semua kalangan. 

Jenis kopi yang digunakan di street bar coffee ini merupakan kopi lokal Jember, yaitu Kopi Robusta Raung dan Kopi Robusta Argopuro. Bahkan ia berencana mengganti secara berkala dengan kopi Arabika. 

Cara pembuatannya pun susah-susah gampang, kopi bubuk dimasukkan ke dalam ibrik bersamaan dengan gula dan air panas lalu diaduk rata. 

Kemudian tempatkan ibrik di atas pasir kuarsa yang dipanaskan. Setelah beberapa menit, kopi tersebut akan naik dan berbusa. Sebelum kopi mulai mendidih, angkat ibrik lalu tuangkan kopi ke dalam gelas saji.

Dengan mengulang memanaskan larutan kopi sehingga secara perlahan kembali berbusa dan dituangkan sedikit demi sedikit sampai tersisa sedikit ampasnya. Sajikan.

Meskipun terlihat eksklusif, pengunjung tak perlu khawatir. Dibanderol dengan harga Rp 10 ribu sudah bisa menikmati Kopi Turki ala Kedai Jiwo ini. Selain itu bagi pengunjung yang kurang suka dengan rasa kopi yang kuat, bisa memesan Kopi Susu hanya dengan Rp 15 ribu saja.

Namun perlu dicatat, karena konsepnya mirip kopi keliling, Street Bar Coffee by Kedai Jiwo ini mangkal pada hari Minggu-Kamis dari pukul 06.00-10.00 pagi waktu setempat.

Pada lokasi yang sama, kecuali hari Minggu bergeser ke bawah pohon Palem tepat di depan kantor SD Al Baitul Amien, karena ada CFD (car free day).

“Banyak pelanggan disini adalah mereka orang kantor sekitar, atau orangtua yang mengantarkan anak sekolah bahkan orang yang hanya lewat menyempatkan mampir membeli kopi. Rata-rata pelanggan saya tidak saling mengenal satu sama lain, tapi dengan kopi pagi jadi ada obrolan hangat,” tutupnya menanggalkan senyuman.

Salah satu pengunjung, Anas, menyebut aroma kopi yang khas dengan suasana jantung Kota Pandalungan memiliki daya pikat tersendiri. Tak terlupakan bagi para pecinta kopi seperti dirinya.

“Menemukan Kopi Turki dengan kopi lokal ini kayak hidden gems. Rasa kopinya kuat dan nyaman juga di lambung. Cocok buat kopi pagi dan harganya ideal dengan cita rasa khas ini,” ujar Anas kepada Ketik.co.id.(*)