Indonesia Kalah Gugatan di WTO, Jokowi: Jangan Mundur, Banding Terus!

Jurnalis: Husni Habib
Editor: M. Rifat

12 Januari 2023 06:04 12 Jan 2023 06:04

Thumbnail Indonesia Kalah Gugatan di WTO, Jokowi: Jangan Mundur, Banding Terus! Watermark Ketik
Presiden RI Joko Widodo saat menghadiri HUT ke-50 PDIP. (Foto: Presidenri.go.id)

KETIK, JAKARTA – Menghadapi kekalahan Indonesia atas gugatan Uni Eropa ke World Trade organization ( WTO ), presiden Joko Widodo mengaku tidak akan menyerah dan akan mengajukan banding.

Seperti diketahui, sebelumnya Uni Eropa melayangkan gugatan ke WTO kepada Indonesia. Gugatan itu dilayangkan terkait kebijakan Pemerintah Indonesia melarang ekspor bijih nikel mentah ke luar negeri.

Indonesia bertekad ingin mengembangkan hilirisasi industri nikel di dalam negeri. Itu karena nilai ekspor dari nikel yang sudah dihilirisasi memiliki nilai tambah jauh lebih tinggi dibanding ekspor nikel mentah.

Pemerintah Indonesia ingin agar nikel yang diekspor merupakan nikel yang sudah diproses menjadi barang.

"Saya sampaikan kepada bu Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) untuk jangan mundur. Karena inilah yang menjadi lompatan besar. Peradaban besar, saya meyakini itu. Terus banding, kita banding," ungkap Presiden Jokowi dalam Acara HUT PDIP ke-50, Selasa (10/1/2023).

Dia menegaskan bahwa sesuai dengan titah Bung Karno pada tahun 1965, bahwa Indonesia menolak ketergantungan pada imperialisme, memperluas kerja sama sederajat dan saling menguntungkan.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif juga menyampaikan, keputusan panel belum memiliki kekuatan hukum tetap. Maka, Indonesia tidak perlu mengubah peraturan atau bahkan mencabut kebijakan yang dianggap tidak sesuai sebelum keputusan sengketa diadopsi Dispute Settlement Body. "Keputusan panel belum memiliki kekuatan hukum tetap, sehingga Pemerintah akan melakukan banding," ungkap Arifin.

Semenjak diperlakukannya pelarangan ekspor nikel mentah, banyak manfaat ekonomi yang didapat oleh RI. Dalam catatannya, Jokowi menjelaskan pelarangan ekspor nikel dan mengembangkan hilirisasi di dalam negeri memberika lompatan pemasukan negara dengan nilai sangat signifikan.

Dari yang sebelumnya hanya berkisar Rp 17 triliun, menjadi Rp 360-an triliun pada tahun-tahun 2021.

Jokowi juga ingin agar presiden yang akan datang meneruskan perjuangannya agar Indonesia dapat menjadi negara maju dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Karena jika begini-begini saja terus maka sampai kapan pun Indonesia tetap hanya akan menjadi negara berkembang," ucap Jokowi. (*)

Tombol Google News

Tags:

presiden Joko Widodo Indonesia nikel uni eropa wto perdagangan hiirisasi