Awas, Konsumsi Cilok dan Seblak, 28 Persen Remaja Putri di Jatim Menderita Anemia

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Marno

7 Mei 2024 13:02 7 Mei 2024 13:02

Thumbnail Awas, Konsumsi Cilok dan Seblak, 28 Persen Remaja Putri di Jatim Menderita Anemia Watermark Ketik
Talkshow Gizi Remaja di Auditorium Unusa Tower lantai 9 Surabaya, Selasa (7/5/2024). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Sebanyak 28 persen remaja di Jawa Timur (Jatim) menderita penyakit anemia atau kurang darah. Salah satu penyebabnya karena sering makanan yang tidak sehat seperti mi pedas, cilok dan seblak.

Hal ini dipaparkan oleh Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Kemenkes RI, Rr Weni Kusumaningrum di Talkshow Gizi Remaja di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Selasa (7/5/2024).

Weni mengatakan banyak remaja putri di Indonesia terlebih di Jatim berpotensi mengalami penyakit anemia. Hal ini disebabkan karena sirkulasi bulanan seperti haid dan dipengaruhi makanan yang kurang bersih.

"Banyak remaja putri kita memilih makan yang tidak sehat atau tidak bergizi yang berdampak pada kesehatan mereka," ucap Weni.

Weni menjelaskan banyak remaja putri yang memilih  tidak makan jika menu yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi sangat baik buat dirinya. "Jadi banyak remaja putri memilih makan tidak sehat seperti mie pedas, cilok, seblak dan beberapa makanan lainnya," ucapnya.

Dengan kondisi ini membuat pemerintah Indonesia mendorong remaja putri  mengonsumsi tablet penambah darah. "Ini untuk kebutuhan darah yang ada pada dalam tubuh remaja tersebut," ucap Weni.

Weni meminta remaja putri untuk memilih makanan yang bergizi. Hal ini  perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan.

"Kalau tablet penambah darah itu hanya pendorong, tapi yang paling penting itu harus dari diri mereka sendiri untuk menjaga makanan mereka dan harus memilih yang lebih bergizi," terangnya.

Talkshow digelar bekerja sama Unicef ini juga menghadirkan narasumber Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim Waritsah Sukarjiyah; Eriana Asri, Nutrition Internasional; dan Nafas Triwidiawati, Mitra Muda Unicef.

Dalam acara ini, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin mengatakan acara ini sebagai bentuk kepedulian kepada remaja putri di Jatim yang mengalami penyakit anemia. Langkah yang dilakukan Unusa di antaranya melakukan sosialisasi mengantisipasi penyakit Anemia ke sekolah maupun pesantren. 

Foto Rr. Weni Kusumaningrum merupakan ketua tim kerja kesehatan anak usia sekolah dan remaja kemenkes RI saat menyampaikan materi, Selasa (7/5/2024). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)Rr. Weni Kusumaningrum merupakan ketua tim kerja kesehatan anak usia sekolah dan remaja kemenkes RI saat menyampaikan materi, Selasa (7/5/2024). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)

"Ini untuk menjaga kesehatan remaja putri kita agar bisa lebih peduli dengan kesehatan terlebih menjaga pola makan dan makan makanan sehat," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim Waritsah Sukarjiyah menilai sebanyak 28 persen remaja putri di Jatim mengalami penyakit anemia. Karena itu, Dinas Kesehatan Jatim tergerak untuk membudayakan atau edukasi kepada remaja putri untuk makan-makanan bergizi. 

"Terlebih kami menjalankan program dari Kemenkes dengan konsumsi tablet penambah darah untuk remaja putri," ucapnya.

Dikatakan, Dinkes Jatim berupaya untuk menurunkan angka penderita anemia hingga 2 persen. "Kami memiliki target bisa menurunkan penyakit Anemia hingga 2 persen. Itu sudah cukup. Tapi kami masih terus mengedukasi masyarakat untuk konsumsi makanan sehat," ujarnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Unusa UNICEF LPPM Unusa Gizi Remaja Remaja Perempuan Rentan Anemia Anemia Kurang darah Jawa timur kesehatan jawa timur Cilok seblak mi pedas 28 persen remaja putri jatim