Waspada! BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Menunggu Waktu, Ini Titik-Titik Wilayahnya

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: M. Rifat

16 Agustus 2024 03:24 16 Agt 2024 03:24

Thumbnail Waspada! BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Menunggu Waktu, Ini Titik-Titik Wilayahnya Watermark Ketik
Ilustrasi alat pengukur gempabumi. (Foto: Freepik)

KETIK, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti untuk masyarakat Indonesia akan adanya gempa Megathrust. BMKG menyebut gempa ini hanya tinggal menunggu waktu saja.

Hal itu berdasarkan dari kejadian gempa besar yang menimpa kota Nankai, Jepang dengan besaran mencapai 7,1 Magnitudo pada Jumat, 8 Agustus 2024 lalu.

Pusat titik gempanya berada di Pulau Kyushu Shikoku dan Kinki di Jepang Selatan yang merupakan zona Megathrust.

Indonesia adalah salah satu negara yang rentan terhadap gempa Megathrust karena berada di pertemuan beberapa lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Filipina.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan potensi terjadinya di gempa Megathrust di Indonesia sangat bisa saja terjadi.

Sebab adanya dua lempengan di Indonesia yang hingga kini belum memiliki tanda mengeluarkan gempar besar.

"Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M8,9). Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryono dalam keterangannya, Senin, 12 Agustus 2024.

Daryono menambahkan hal ini juga disebabkan dengan adanya proses akumulasi di lempengan bumi sehingga menimbulkan tegangan/stress pada kerak bumi.

Tentunya bila terjadi gempa Megathrust dipastikan terjadinya deformasi batuan skala besar. Di saat yang bersamaan juga tentunya juga berpeluang terjadi tsunami yang dahsyat.

"Karena setiap gempa besar dan dangkal di zona megathrust akan memicu terjadinya patahan dengan mekanisme naik (thrust fault) yang dapat mengganggu kolom air laut (tsunami)," ucap Daryono.

Beberapa zona subduksi di sekitar Indonesia yang berpotensi memicu gempa megathrust antara lain:

1. Zona Subduksi Sunda:

Memanjang dari Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara. Salah satu gempa megathrust besar di zona ini adalah Gempa dan Tsunami Aceh pada 2004 yang berkekuatan 9,1–9,3. Ini adalah salah satu gempa bumi terbesar yang pernah tercatat.

2. Zona Subduksi Mentawai:

Terletak di sebelah barat Sumatra, di mana Lempeng Indo-Australia menunjam di bawah Lempeng Eurasia. Wilayah ini memiliki potensi gempa megathrust besar yang dikenal sebagai "Mentawai Gap," yang berpotensi menyebabkan tsunami yang dahsyat.

3. Zona Subduksi Makran:

Terletak di sebelah selatan Jawa Timur dan Bali, tempat Lempeng Indo-Australia menunjam di bawah Lempeng Eurasia. Meskipun jarang terjadi gempa besar di zona ini, potensi gempa megathrust tetap ada dan perlu diwaspadai.

4. Zona Subduksi Laut Banda:

Terletak di wilayah Maluku, di mana terjadi interaksi kompleks antara beberapa lempeng. Potensi gempa megathrust di wilayah ini juga ada, meskipun lebih sulit diprediksi karena kerumitannya. (*)

Tombol Google News

Tags:

BMKG gempa megathrust gempa Gempa Jepang Kepala Pusat Gempabumi Tsunami BMKG Daryono