Warga Surabaya Bisa Dapatkan Pengobatan TBC Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit 

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Rudi

6 April 2023 06:41 6 Apr 2023 06:41

Thumbnail Warga Surabaya Bisa Dapatkan Pengobatan TBC Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit  Watermark Ketik
Gedung Pemerintah Kota Surabaya. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id) 

KETIK, SURABAYA – Komitmen Pemkot Surabaya untuk menanggulangi penyakit Tuberkulosis (TBC) ini direalisasikan melalui penyediaan fasilitas layanan pengobatan secara gratis di puskesmas maupun rumah sakit. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, warga Surabaya bisa mendapatkan pengobatan TBC secara gratis melalui Puskesmas dan RS. 

Untuk kasus TBC dengan kondisi tanpa penyakit penyerta, dapat difasilitasi dengan BPJS dan dirujuk ke Puskesmas ketika kondisinya sudah stabil. 

“Sedangkan kasus TBC dengan kondisi khusus (memiliki penyakit penyerta), akan tetap difasilitasi di rumah sakit dengan dukungan BPJS,” kata Nanik Sukristina, Rabu (5/4/2024). 

Nanik memastikan, Dinkes Surabaya akan terus melakukan berbagai upaya dalam proses eliminasi TBC di Kota Pahlawan. Di antaranya, memastikan ketersediaan logistik TBC untuk mendukung penegakkan diagnosis dan pengobatan. 

"Selain itu, kami juga mengoptimalisasi alat TCM dan menambah 19 alat TCM dengan 4 modul di Kota Surabaya, dan optimalisasi SITRUST (Sistem Informasi Treking untuk Spesimen Transport) dalam pengiriman sampel terduga TBC," katanya. 

Tak hanya itu, Nanik menyebut, jika upaya eliminasi TBC juga dilakukan dengan cara mengoptimalkan pelaporan Wifi-TB untuk dokter praktik mandiri dalam penemuan terduga TBC. Juga, menguatkan jejaring internal TBC dengan melibatkan peran lintas poli/ ruangan dalam upaya penjaringan terduga TBC dan penemuan kasus TBC di RS. 

"Kami juga mengoptimalisasi kolaborasi TBC KIA dengan fasilitasi pemeriksaan mantoux test,” ujarnya. 

Selain  itu, beberapa cara lain juga dilakukan Dinkes Surabaya dalam upaya eliminasi TBC di Kota Pahlawan. Seperti di antaranya, memberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak erat pasien TBC serta monitoring capaian terduga TBC di Fasyankes setiap bulan. 

Kemudian, melibatkan forum multi sektor dalam kegiatan Public Private Mix (PPM) TBC serta meningkatkan kapasitas bagi tenaga kesehatan di Puskesmas, RS dan Dewan Pertimbangan Medik (DPM). 

Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah melaksanakan Passive Case Finding dengan melakukan skrining TBC pada kelompok risiko tinggi, seperti pasien HIV, Diabetes Melitus (DM), anak (khususnya gizi buruk), ISPA/Pneumonia, Covid-19, dan calon jemaah haji (CJH). 

Nanik menyatakan, pihaknya juga melaksanakan Active Case Finding dengan melibatkan lintas sektor dalam upaya eliminasi TBC di Kota Surabaya. Termasuk  melaksanakan penyuluhan di masyarakat dengan melibatkan puskesmas, lintas sektor, Satgas TBC dan Kader Surabaya Hebat (KSH). 

Serta, melakukan pelacakan pada pasien TBC yang mangkir oleh puskesmas, Satgas TBC, dan KSH untuk memotivasi agar kembali melakukan pengobatan. 

“Melaksanakan kegiatan investigasi kontak (skrining kontak erat pasien TBC) melalui gerakan Cak dan Ning 1-20 oleh Satgas TBC. Dan melaksanakan pendampingan Pasien TBC oleh Satgas TBC untuk mencegah terjadinya mangkir/drop out selama pengobatan,” jelasnya. 

Nanik mengungkapkan, keberhasilan pengobatan pasien TBC di Surabaya pada Triwulan I 2023 sudah mencapai 92 persen dari target Nasional 90 persen. Jumlah kasus TBC tersebut, sebagian besar terdapat pada kelompok usia produktif, yakni 45 sampai 54 tahun dengan didominasi jenis kelamin laki-laki. 

"Hal ini dikarenakan pada kelompok usia dan jenis kelamin tersebut merupakan pekerja dengan mobilitas yang tinggi dan mempunyai kebiasaan/pola hidup sebagai perokok aktif," paparnya. 

Karena itu, Nanik mengimbau masyarakat agar dapat mewaspadai ciri-ciri penyakit TBC. Di antaranya batuk, demam berkepanjangan, nyeri dada dan sesak nafas. "Kemudian ciri lain adalah nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan berkeringat pada malam hari tanpa melakukan kegiatan,” jelasnya. 

Nanik memastikan, Dinkes Surabaya akan terus memperluas jangkauan skrining. Ini dilakukan agar dapat mempercepat proses pengobatan dengan melakukan deteksi dini. Mulai  investigasi kontak erat dan kontak serumah oleh Puskesmas dan Satgas TBC. 

“Survei TBC oleh KSH di Aplikasi Sayang Warga. Serta pasien HIV, DM, balita stunting dan calon jemaah haji juga dilakukan skrining TBC,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

pemkot penanggulangan TBC Gratis Puskesmas Rumah Sakit Dinkes Nanik sukristina