KETIK, BLITAR – Dalam rangka memperingati Bersih Desa, masyarakat Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, mengadakan pagelaran Ruwat Murwakala.
Acara yang berlangsung pada Minggu, 10 November 2024 ini digelar di Balai Desa Pasirharjo dengan menampilkan wayang kulit yang dibawakan oleh Dalang Ki Romo Lokmin.
Uniknya, pagelaran wayang yang biasanya digelar malam hari, pada kegiatan ini dilangsungkan pada siang hingga sore hari. Tradisi tahunan ini dilaksanakan untuk mengusir hal-hal buruk dan memberi berkah keselamatan bagi masyarakat.
Kegiatan ruwat ini menjadi rangkaian acara Bersih Desa Pasirharjo yang akan dilanjutkan dengan pagelaran seni budaya kuda lumping dan bazar UMKM pada Senin, 11 November 2024.
Puncak acara akan digelar pada 12 November 2024 dengan pertunjukan wayang kulit yang dibawakan oleh Rudi Gareng dan kesenian ketoprak oleh Cak Percil. Dana untuk puncak acara ini sepenuhnya berasal dari swadaya masyarakat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pasirharjo, Chusana Churori, mengajak masyarakat untuk mensyukuri kesehatan dan kesempatan berkumpul dalam acara ini.
“Alhamdulillah, hari ini kita semua masih mendapat berkah sehat, sehingga bisa hadir bersama masyarakat di acara bersih desa ini. Untuk itu, marilah kita syukuri dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujar Chusana, Minggu 10 November 2024.
Kepala Desa Pasirharjo, Chusana Churori, Minggu 10 November 2024. (Foto: Favan/ketik.co.id)
Chusana menjelaskan, ruwatan tahunan ini selalu dilaksanakan setiap tanggal 10 November bertepatan dengan hari jadi Desa Pasirharjo. “Kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan genduri,” tambahnya.
Kepala desa juga mengungkapkan bahwa pendanaan kegiatan ruwat berasal dari pemerintah desa, yaitu dari dana bagi hasil pajak yang sebagian digunakan untuk kegiatan ruwat dan sebagian lainnya untuk pembuatan kalender desa yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh masyarakat.
“Jadi, apa yang didapat dari bagi hasil pajak, kita gunakan untuk dua bidang itu,” kata Chusana.
Menariknya, pagelaran wayang kulit ini tidak seperti pertunjukan biasanya yang diadakan pada malam hari. Pagelaran kali ini dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB, namun tetap mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat.
“Ini memang kegiatan ruwat yang tidak sama seperti pagelaran wayang pada umumnya yang malam hari,” jelas Chusana.
Dalang Ki Romo Lokmin, yang memimpin ruwatan, merupakan warga asli Pasirharjo dan telah berpengalaman meruwat desa-desa lain di Kabupaten Blitar. Ruwatan ini juga bertujuan untuk menghilangkan energi negatif atau bala yang ada di masyarakat. Selain itu, akan dilakukan penaburan bunga di titik-titik jalan raya di desa yang sering terjadi kecelakaan.
“Yang diruwat itu macam-macam, ada masyarakat yang ikut diruwat untuk menghilangkan sukerto atau sengkolo (bala). Ada juga nanti penaburan bunga-bunga di titik-titik jalan raya yang sering terjadi laka lantas di sana, karena di Pasirharjo sendiri dilewati oleh jalan protokol provinsi yang sering terjadi laka lantas di sana,” pungkas Chusana.
Tradisi ini bukan hanya sebagai upaya melestarikan budaya lokal, tetapi juga sebagai sarana untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Desa Pasirharjo.(*)