Seru! Ribuan Peserta Meriahkan Refleksi Perobekan Bendera di Hotel Yamato

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

17 September 2023 13:20 17 Sep 2023 13:20

Thumbnail Seru! Ribuan Peserta Meriahkan Refleksi Perobekan Bendera di Hotel Yamato Watermark Ketik
Drama Kolosal Refleksi Perobekan Bendera di Hotel Majapahit. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Drama Kolosal Refleksi Perobekan Bendera yang digelar di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) diikuti sekitar 1360 peserta pada Minggu, (17/9/2023). 

Kegiatan ini mengusung semangat nasionalis, yakni berkisah tentang perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam peristiwa perobekan bendera yang terjadi pada 19 September 1965 silam.  

Wali Kota Surabaya bertindak menjadi Soekarno yang mengambil peran penting terhadap kemerdekaan Indonesia dan mempertahankan semangat Arek-arek Suroboyo untuk merobah bendera biru di merah putih. 

Foto Proses saat para pejuang merobek bendera biru di bendera merah putih. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)Proses saat para pejuang merobek bendera biru di bendera merah putih. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

Eri Cahyadi menjelaskan, pengrobekan bendera kali ini semakin meriah karena antusiasme warga Surabaya yang hadir dan menyaksikan secara langsung kegiatan ini cukup besar.

"Alhamdulilah perobekan hari ini semakin banyak antusias penonton yang lihat, ini menunjukkan jiwa perjuangan di Surabaya semakin menanam jiwa arek Suroboyo," paparnya setelah pagelaran usai. 

Pemkot Surabaya mengkreasikan drama kolosal yang sangat berbeda, sehingga setiap tahun semakin menarik. 

"Yang lihat tak hanya dari Surabaya tapi luar Surabaya juga banyak, mancanegara dari atas melihat semuanya," jelasnya. 

Eri menjabarkan, teatrikal ini menggambarkan jiwa filosofi rakyat Surabaya saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

"Rakyat Surabaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan gagah beraninya menyobek bendera warna birunya. Sehingga (menjadi) merah putih," tuturnya. 

Menurut Eri, setelah merdeka, masyarakat harus berani menyobek kebodohan, kemiskinan, stunting. 

"Sehingga diperlukannya semangat arek Suroboyo untuk kemerdekaan surabaya dari stunting, kebodohan, kemiskinan," paparnya. 

Drama Kolosal Refleksi Perobekan ini dihadiri langsung vwteran perjuangan. Mereka adalah yang ikut secara langsung berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia. 

"Sebagai bukti, kita tidak boleh melupakan sejarah dan kita harus menghormati beliaunya, (veteran) perjuangan ini itu adalah orang orang yang ikut berjuang. Hadirnya mereka itu memberi warna bahwa bagaimana susahnya," papar Eri.

Foto Wali Kota Surabaya saat berperan sebagai Bung Karno di Refleksi Perobekan Bendera. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)Wali Kota Surabaya saat berperan sebagai Bung Karno di Refleksi Perobekan Bendera. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

Eri berpesan, "Saiki wes merdeka, ojok gegeran, ojok merasa paling pintar, paling sempurna, senange nyelatu wong, ngomongin uwong. Ini diajarkan sama legium perang tadi kita harus tetap menyatu menjaga NKRI," tegas Wali Kota Surabaya. 

Mengenai ke depan, Drama Kolosal Refleksi Perobekan bakal didaftarkan sebagai kalender Internasional agar menarik wisatawan untuk terus mengunjungi Surabaya. 

"Salah satunya, jadi kita daftarkan ini. parade bunga, 10 Nopember nanti kita daftarkan. semoga banyaj yang masuk dari kelendernta pariwisata ya. selain dari rujak uleg nanti," pungkas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (*)

Tombol Google News

Tags:

Drama Kolosal Refleksi Perobekan Bendera Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi perjuangan Arek-Arek Suroboyo Hotel Majapahit Hotel Yamato