Safari Ramadan BKKBN Jabar Sasar Kampung KB

Jurnalis: Iwa AS
Editor: Akhmad Sugriwa

19 Maret 2024 01:21 19 Mar 2024 01:21

Thumbnail Safari Ramadan BKKBN Jabar Sasar Kampung KB Watermark Ketik
Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Fazar Supriadi, saat Safari Ramadan perdana di Kampung KB Odoy di Desa Indrajaya, Kec Sukaratu, Kab Tasikmalaya, Senin (18/3/24).(Foto: BKKBN)

KETIK, BANDUNG – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat menggelar Safari Ramadan ke beberapa Kampung Keluarga Berkualitas (KB). Safari Ramadan perdana dengan mengunjungi Kampung KB Odoy di Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (18/3/2024).

Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Fazar Supriadi Sentosa, yang datang beserta jajaran disambut langsung Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto, beserta Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPKBP3A) Kab Tasik, Forkopimcam Sukaratu, Kades Indrajaya dan para pengurus serta masyarakat sekitar Kampung KB Odoy. 

Dengan adanya Safari Ramadan bertajuk Kegiatan Penguatan Advokasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting, di Kampung KB Odoy ini, diharapkan bisa menambah awareness masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting, mulai dari hulu, yaitu remaja," jelas Fazar dalam sambutannya. 

Selaras dengan nama Kampung KB Odoy yang diambil dari nama seorang pemuda penggerak di desa tersebut, Kang Dede Nana namun biasa dipanggil Odoy. Yang senantiasa ulet, bekerja keras, mudah bergaul dengan masyarakat, serta menggerakan kawula muda untuk berkontribusi di Kampung KB. 

Bupati Tasik Ade menyebut pentingnya perubahan perilaku dan kerjasama multi sektor serta intervensi komprehensif, jika ingin berharap prevalensi stunting segera bisa diminimalisir. 

"Karena stunting tidak hanya berkaitan dengan satu masalah, tapi multi dimensi. Terutama perubahan perilaku. Misalnya dari aspek kognitif, ketidaktahuan. Calon pengantin (catin) ketika mereka tidak faham akan pentingnya merencanakan kehamilan yang baik dan sehat, tidak diurus dengan baik, maka bisa dipastikan anaknya akan lahir stunting kelak di kemudian hari,” papar Bupati Tasik.

Makanya, imbuh bupati, stunting bukan hanya urusan kepala desa, BKKBN, tapi Kantor Urusan Agama (KUA) juga punya andil. 

"Bagaimana menyiapkan catin-catinnya dengan baik. Dengan cara dibina dengan optimal, pasti hasilnya akan luar biasa,” tambah Ade.  

Ade juga mengajukan sebuah permohonan kepada Kaper BKKBN Jabar, agar bisa memperoleh kuota tambahan Penyuluh KB (PKB). Dengan berbagai tantangan demografis dan geografis, di mana jumlah desa di Tasik ada 351 dan 39 kecamatan dengan indeks kesulitan beragam, tentu jumlah 41 PKB yang ada saat ini dirasa kurang.

Pada rangkaian kegiatan kali ini juga diberikan bantuan makanan sehat untuk pencegahan stunting, kepada 30 keluarga dengan kategori berisiko stunting. Kegiatan ini juga merupakan hasil inisiasi DPC IPeKB Kabupaten Tasik. Dari data, berdasarkan SSGI, prevalensi stunting di Tasik berada di angka 27%. Tapi berdasarkan ePPGBM, prevalensi stunting di Tasik sudah berada di angka 10,3%.

Menutup kegiatan, diberikan beberapa materi pembinaan bagi para Penyuluh KB di Kabupaten Tasik terkait Strategi dan Kebijakan Promosi Program Bangga Kencana, serta Pengelolaan Media Sosial Perwakilan BKKBN Jabar, ceramah Ramadan serta dilanjutkan dengan buka bersama.(*)

Tombol Google News

Tags:

BKKBN BKKBN Jabar kampung kb Stunting