KETIK, MALANG – Pemerintah Kota Malang akan merehabilitasi enam Tempat Penampungan Sampah (TPS) dengan nilai anggaran mencapai Rp 2 miliar. Dana tersebut bersumber dari tanggung jawab sosial perusahaan (TSP).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Widjaja menjelaskan keenam TPS tersebut akan menjadi pilot project penanganan persampahan yang lebih tertata. TPS tersebut berada di TPS Kartini, Wilis, Purwantoro, Merjosari, Kedungkandang, dan juga Ikan Tombro.
"Enam TPS sebagai pilot project percontohan terkait dengan kondisi, baik secara Juknis maupun Juklak, TPS harusnya seperti apa. Pak Pj ingin melibatkan pelaku usaha. Kemarin saya dengar melalui forum TSP, enam rehab ini totalnya kurang lebih Rp 2 miliar," ujar Rahmat, Rabu 13 November 2024.
Berdasarkan ketentuan yang ada, nantinya setiap TPS harus memiliki sumur resapan dan juga penampungan air lindi. Hal tersebut sekaligus mengantisipasi adanya bau tak sedap.
“Nanti konsep perencanaan yang ditawarkan pelaku kegiatan, kita akan melihat secara kebutuhan harus bagaimana. Umumnya secara Juknis dan Juklak TPS harus memiliki sumur resapan, kemudian mempunyai tampungan air lindi. Jadi limbah cair dari sampah itu tidak ke mana-mana,” tambahnya.
Rahman menjelaskan, air lindi yang berada di bak penampungan akan disedot untuk dibawa ke TPS Supit Urang dan diolah melalui Instalasi Pengolahan Lindi (LTP).
"Sebagian TPS ada penampungan air lindi, itu di Sulfat. Tapi masih resapan saja, tidak ada bak penampungan. Nanti ada bak penampungan yang sifatnya reguler, secara rutin akan disedot," katanya.
Setiap TPS, lanjut dia, desain bangunannya dibuat tertutup. Pihaknya menargetkan proses rehab tuntas pada Desember 2024.
"Selanjutnya pengamanan, beberapa TPS di CSR ini juga akan kita buatkan pagar penutup sehingga tertutup. Kan TPS itu identik kotor, ini supaya secara visualisasi, rehabilitasnya lebih indah. Sehingga di beberapa ruas jalan TPS ini bisa lebih baik lagi dari sebelumnya," tutupnya.
