KETIK, JEMBER – Ratusan hektar tanaman milik petani di Kabupaten Jember bagian selatan terendam air sejak Jumat (7/7/2023). Akibat hujan tidak kunjung reda sejak Kamis malam hingga Sabtu (8/7/2023), dipastikan petani terancam gagal panen.
Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia Jawa Timur, Jumantoro, membenarkan musibah yang menimpa petani khususnya petani tembakau di Kabupaten Jember.
“Saya prihatin dengan kondisi cuaca ekstrem seperti ini, petani betul-betul diuji,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (8/7/2023).
Menurutnya, para petani menanggung rugi akibat curah hujan yang tak kunjung berhenti dan tanaman terendam air setinggi 20-50 cm.
“Khususnya petani tembakau, tanaman sudah mulai layu setelah terendam air. Total kerugian bisa mencapai ratusan juta,” ujar Jumantoro.
Dirinya menyayangkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang tidak dirasakan secara langsung para petani tembakau.
“Kebijakan pemerintah kurang berpihak kepada petani tembakau, contohnya tembakau belum mendapatkan pupuk subsidi. Padahal hasil DBHCHT secara nasional menyumbang 198 triliun,” ungkapnya.
Atas kerugian yang dialami, Jumantoro berharap pemerintah hadir untuk meringankan beban para petani. Dengan mengalokasikan dana DBHCHT untuk membantu petani tembakau yang terdampak genangan air.
“Karena bukan lagi puluhan hektar, ratusan hektar. Sebagian tembakau sudah besar-besar dan tinggal menunggu waktu untuk panen akhirnya tidak bisa tertolong,” harap Jumantoro.
Ke depan dirinya juga meminta agar pemerintah khususnya Pemkab Jember bisa mengedepankan kesejahteraan petani.
“Harapan untuk dana hasil cukai DBHCHT itu dikembalikan ke petani tembakau, jangan hanya untuk sektor yang lain. Pertanian juga salah satu penggerak ekonomi,” pungkasnya.(*)
