KETIK, BLITAR – Suhu politik di Kota Blitar semakin memanas. Ada dua sosok berpengaruh di balik dua pasangan calon (paslon) pemimpin Kota Blitar yakni Bambang Rianto - Bayu Setyo Kuncoro (Bambang-Bayu) dan Syauqul Muhibbin - Elim Tyu Samba (Ibin-Elim).
Keduanya kini tengah memperebutkan dukungan dari warga dalam Pilkada 2024.
Menariknya, keduanya mendapat dukungan penuh dari dua mantan Wali Kota Blitar yang masing-masing punya sejarah tersendiri di kancah politik kota tersebut.
Paslon nomor urut 01, Bambang-Bayu, mendapat suntikan dukungan dari Djarot Saiful Hidayat, mantan Wali Kota Blitar yang pernah menjabat dua periode. Sebagai kader senior PDI-P, Djarot dikenal memiliki pengaruh besar, baik di tingkat kota maupun nasional.
Setelah memimpin Blitar selama 10 tahun (2000-2010), ia melanjutkan kariernya di Jakarta sebagai Wakil Gubernur DKI pada era Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hingga akhirnya dilantik sebagai Gubernur DKI pada 2017.
“Kami tentu bangga mendapat dukungan dari Pak Djarot. Beliau adalah kader PDI-P senior yang punya rekam jejak panjang. Namanya sudah dikenal luas di kancah perpolitikan nasional, dan yang terpenting, beliau pernah menjadi bapak bagi warga Kota Blitar selama dua periode,” ujar Bayu Setyo Kuncoro, calon Wakil Wali Kota dari paslon Bambang-Bayu, Minggu 10 November 2024.
Di pihak lain, paslon nomor urut 02, Ibin-Elim, memperoleh dukungan dari Samanhudi Anwar. Dia juga mantan Wali Kota Blitar yang pernah menjabat dua periode.
Namun, perjalanan politik Samanhudi cukup kontroversial. Pada 2018, ia ditangkap KPK terkait kasus suap proyek pembangunan sekolah dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Tak lama setelah bebas pada Oktober 2022, Samanhudi kembali harus berurusan dengan hukum akibat terlibat dalam kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar.
Setelah bebas pada Oktober 2024, Samanhudi kembali aktif di panggung politik lokal. Dia langsung menyatakan dukungannya kepada pasangan Ibin-Elim dan terjun langsung dalam kampanye, menggandeng organisasi massa yang didirikannya, Kawula Alit.
Meski demikian, belum bisa dipastikan apakah kekuatan politik Kawula Alit masih berpengaruh di Blitar setelah sekian lama ditinggal pemimpinnya. Menanggapi hal ini, Bayu Setyo Kuncoro mengaku lebih memilih fokus pada kekuatan koalisi mereka sendiri.
“Kami fokus pada koalisi kami. Sampai saat ini sangat solid. Kami punya 16 kursi di DPRD, dan itu mencerminkan suara partai. Partai juga punya konstituen sendiri, jadi kami lebih memilih turun langsung menyapa warga dan menguatkan dukungan,” pungkas Bayu.
Dengan masing-masing paslon mengantongi dukungan dari dua tokoh yang pernah memimpin Blitar, Pilkada 2024 Kota Blitar menjanjikan persaingan sengit hingga hari pencoblosan. (*)