Mengenang Imnesti Aufa, Anggota KPPS Surabaya yang Meninggal saat Bawa Kotak Suara

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Mustopa

19 Februari 2024 23:18 19 Feb 2024 23:18

Thumbnail Mengenang Imnesti Aufa, Anggota KPPS Surabaya yang Meninggal saat Bawa Kotak Suara Watermark Ketik
Khofifah tampak memeluk Budi Utami ibu petugas KPPS Imnesti Aufa Emnistya yang meninggal usai bertugas, Senin (19/2/2024). (Foto: TKD Jatim)

KETIK, SURABAYA – Sebanyak 30 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Linmas meninggal dunia selama Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Jawa Timur.

Hal ini membuat Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jatim bersama Khofifah Indar Parawansa mengunjungi rumah dari salah satu petugas KPPS yang gugur saat bertugas yakni Imnesti Aufa Emnistya.

Saat melakukan takziah, Khofifah datang bersama Ketua TKD Jatim Boedi Prijo Soeprajitno, Sekertaris TKD Indra Nur Fauzi dan rombongan TKD lainnya. Dalam kunjungan pertama itu, Khofifah yang juga Dewan Pengarah Tim Kampanye Daerah Prabowo Gibran Jatim menuju ke Plemahan, Kota Surabaya.

Kedatangan rombongan Khofifah dan TKD Prabowo-Gibran Jatim disambut orang tua Imnesti Aufa Emnistya, yakni pasangan Muhammad Anis, dan Budi Utami.

Begitu datang Ibu Imnesti, Budi Utami langsung merangkul dan memeluk Khofifah sambil sesenggukan. Utami juga menceritakan bagaimana anaknya yang sangat ceria, supel dan  banyak teman ini harus pergi selamanya.

"Kami semua tidak pernah mengira, anak saya tidak memiliki riwayat sakit kronis," ujarnya, Senin (19/2/2024).

Almarhumah meninggal usai bertugas menjadi anggota KPPS dan melanjutkan kerja esok harinya. Menurut cerita ibunya, Imnesti adalah anak semata wayang, alias anak tunggal. Dia baru saja lulus kuliah dan baru bekerja 4 bulan.

"Saya sempat tanya ke anak saya, milih mana yang dikerjakan, apa KPPS atau kantor. Anak saya bilang dijalani dua-duanya," ujarnya.

Hari itu usai coblosan, Imnesti, mengikuti rekan rekannya membawa kotak suara dari TPS, untuk dibawa ke PPK. Saat itulah dia mengalami kecelakaan. "Dia sempat dirawat di salah satu rumah sakit, Bu," ujarnya.

Mendengar suara rintihan ibunda Imnesti, Khofifah pun tak kuasa menahan haru. Kedua bola matanya pun sembab. Dia lantas memberi spirit dan doa agar kedua orang tua Imnesti selalu ikhlas karena semua kehendak Allah.

"Kalau menurut saya, almarhumah dan semua yang gugur dalam tugas - tugas sebagai petugas pemilu adalah pejuang demokrasi. Insyaallah beliau dipanggil dalam kondisi khusnul hotimah," ujar Khofifah, memberi semangat.

Selain memberi santunan dan ucapan bela sungkawa, Khofifah memberikan bantuan sembako dan kebutuhan harian kepada keluarga almarhumah.

Termasuk saat di rumah almarhum Joko Budiono di Krakah Utara, Surabaya.

Ketua KPPS berusia 52 tahun tersebut, bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 42 Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.

Di sini, Khofifah memberikan perhatian khusus terutama kepada keluarga yang ditinggalkan, tiga anak dan satu istri almarhum. Joko merupakan tulang punggung keluarga.

"Tiga anak almarhum yang masih SD, SMP dan SMA ini kita akan perhatikan agar sekolahnya lancar, jangan sampai putus sekolah" ujar Khofifah.

Sekadar diketahui, Joko Budiono, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Jumat, 16 Februari 2024 dinyatakan meninggal dunia. Sebelumnya dia tak sadarkan diri saat hari pemungutan suara, 14 Februari 2024.

Joko Budiono meninggal saat akan memulai perhitungan suara. Dia mendadak pingsan. Pukul 15.00 WIB langsung dilarikan ke RS dr Soetomo.

"Ia langsung ambruk dan dibawa rumah sakit. Iya kritisnya udah dua hari itu, gak sadar. Setelah dua hari itu Pak Budi dikabarkan meninggal dunia," ujar Wakil RW 05 Kelurahan Ngagel Rejo Hadori Ahkyar.(*)

Tombol Google News

Tags:

Khofifah Indar Parawansa Khofifah TKD Prabowo-Gibran Jatim Petugas KPPS di Jatim yang tewas jatim Jawa timur