KETIK, SURABAYA – Partai Golongan Karya (Golkar) berjalan memberikan berkas-berkas 50 bakal calon legislatif (Bacaleg) ke KPU Kota Surabaya pada Minggu, (14/5/2023) pukul 09.28 WIB.
Ratusan orang mengiringi Bacaleg Partai Golkar sembari membawa nama-nama Bacaleg dengan menggunakan pakaian berwarna kuning khas Partai ini.
Ketua DPD Partai Golkar Surabaya Arif Fathoni menyebut 50 Bacaleg ini mewakili Indonesia yang beragam.
"Alhamudillah 50 caleg partai Golkar ini sudah sangat beragam mulai suku, agama, dan usianya maupun profesinya. Alhamduilah ada pengusaha ada, youtuber ada aktivis perempuan ada giat media sosial juga ada," paparnya.
Mengenai pendaftar Bacaleg Perempuan, Toni menyebut ada 30 persen, memang Golkar memunculkan tokoh-tokoh wanita untuk duduk di kursi DPRD.
"Di atas 30 persen, karena sejak awal partai Golkar meyakini tanggung jawab untuk memunculkan dna memproduksi srikandi hebat yang siap dikaryakan ke masyarakat itu tidak hanya sekedar tanggung jawab konstitusional, tapi beranhkat dari kesadaran kolektif," jelasnya.
Pelepasan merpati oleh Bacaleg Golkar Surabaya. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Untuk target kursi, Golkar berharap mendapatkan 10 kursi di kursi DPRD Kota Surabaya.
"Memohon ridho Allah SWT baru kali ini saya sampaikan target kami memenangkan hati masyarakata Surabaya dikonversi menjadi 10 kursi," papar Fathoni.
Mengenai Bacaleg muda Golkar, Fathoni membeberkan ada beberapa anak-anak muda yang tertarik mendedikasikan hidupnya untuk Golkar dan yang termuda berumur 21 tahun.
"Steven 21 tahun melabuhkan hatinya ke partai Golkar. Quensy jebolan Idol itu 22 tahun. Nyaleg lewat kami selama ini 4 tahun terakhir dianggap sebagai rumah yang teduh sehingga melabuhkan hatinya," ucap Fathoni.
Fathoni juga membeberkan bahwa Ketua umum Golkar menginstruksikan agar seluruh daerah Sapil itu bertambah 1 kursi.
"Yang kedua kami berharap proses komunikasi poliltik yang dilakukan Ketua Umum bisa mendapatkan koalisi sehingga mengusung ketua umum kebanggan kita semua ini untuk menjadi capres atau cawapres," pungkas Thoni. (*)
