Kisah Tukang Permak Jeans, Merajut Asa dari Setiap Helai Benang

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Muhammad Faizin

14 Mei 2024 07:20 14 Mei 2024 07:20

Thumbnail Kisah Tukang Permak Jeans, Merajut Asa dari Setiap Helai Benang Watermark Ketik
Muhammad Sahid saat sedang mengerjakan pesanan pelanggan. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya masih menjadi magnet bagi banyak orang khususnya warga Jawa Timur untuk mengadu nasib dengan tujuan memperbaiki nasib.

Namun tentu saja persaingan di kota ini tidak selalu mudah, banyak dari mereka yang harus berjuang dan bekerja keras demi bertahan dengan melakoni berbagai profesi.

Seperti yang terlihat di jalan Patua, dimana anda bisa melihat berjejer para tukang permak jeans yang berusaha menawarkan jasanya kepada setiap pengguna jalan atau warga sekitar.

Salah satu penjahit, Muhammad Sahid terlihat cekatan memasukkan benang dan mengayuh mesin jahit tuanya mengerjakan pesanan demi pesanan yang sudah ditunggu pelanggannya.

Pria asal Bangkalan, Madura ini menceritakan awal mula dirinya terjun menekuni profesi sebagai tukang permak jeans karena krisis ekonomi yang menimpa tempat kerjanya terdahulu.

" Awalnya saya dulu kerja di pabrik konveksi sejak tahun 1995, kemudian sempat pindah pindah pabrik. Sampai akhirnya karena krisis ekonomi terjadi pengurangan karyawan dan saya salah satunya," jelasnya saat diwawancarai oleh jurnalis Ketik.co.id, Selasa (14/5/2024).

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa pak Sahid ini pun memutar otak demi menghidupi keluarga kecilnya. Akhirnya dirinya memutuskan untuk menjadi tukang permak jeans di Jalan Patua, Surabaya.

Berbekal keahliannya menjahit yang didapatkan saat bekerja di pabrik konveksi dirinya menyambung hidup melalui untaian benang jahitnya, mengerjakan tiap pesanan pelanggan.

"Dalam sehari rata-rata saya bisa kerjakan 15 potong. Itu dengan jam kerja mulai dari jam 8 sampai jam 4. Kadang juga ngelembur kalo lagi rame sampai jam 9 malam," tambahnya.

Dari hasil kerja kerasnya dalam sehari pria 2 anak ini bisa mengantongi antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu perhari. Dari hasil itulah dirinya menghidupi keluarganya dan menyekolahkan sang buah hati.

"Kalo ditanya uang segitu cukup apa enggak, ya harus dicukup cukupin. Kadang ya gak jarang juga kekurangan, tapi ya mau gimana lagi. Keterampilan saya cuma ini," ungkapnya.

Untuk tarif sendiri dirinya tidak bisa mematok terlalu mahal. Untuk tarif jasanya sendiri tentu bergantung dari tingkat kesulitan pakaian yang ingin dipermak. Untuk tarif sendiri dirinya mematok antara Rp10 ribu hingga Rp 30 ribu. 

"Tarifnya sendiri murah kok. Cuma Rp 10 ribu an kalo cuma motong aja, kalo yang lebih susah ya Rp 30 ribu," pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Jalan Patua Penjahit Tukang Permak Jeans Pabrik konveksi Krisis Ekonomi Muhammad Sahid Merajut Asa