Kabar Retaknya Koalisi Ibin-Elim di Pilkada Kota Blitar 2024: PAN Keluhkan Perlakuan sebagai "Aksesoris"

Jurnalis: Favan Abu Ridho
Editor: Mustopa

31 Oktober 2024 15:06 31 Okt 2024 15:06

Thumbnail Kabar Retaknya Koalisi Ibin-Elim di Pilkada Kota Blitar 2024: PAN Keluhkan Perlakuan sebagai "Aksesoris" Watermark Ketik
Ketua DPD Partai Golkar Kota Blitar, Muhammad Hardi Husodo, Kamis 31 Oktober 2024. (Foto: Favan/ketik.co.id)

KETIK, BLITAR – Isu perpecahan dalam koalisi pengusung pasangan Syauqul Muhibbin dan Elim Tyu Samba (Ibin-Elim) pada Pilkada Kota Blitar 2024 semakin mencuat ke permukaan.

Hal ini didorong ketidakpuasan yang diungkapkan Ketua Fraksi PAN di DPRD Kota Blitar, Muhamad Raihan Tsany Azurra, melalui unggahan Instagram story yang mengejutkan publik pada Rabu, 31 Oktober 2024.

Dalam unggahan tersebut, Raihan menyatakan secara terang-terangan bahwa PAN hanya dijadikan aksesoris dalam koalisi Ibin-Elim. Sebagai bentuk protes, PAN bahkan memutuskan untuk absen dalam debat publik kedua yang diadakan beberapa waktu lalu. 

Lha wong pancene kene diremehne mung dianggep aksesoris (memang kita diremehkan dan hanya dianggap aksesoris). Alhasil, lebih baik kami ngopi dan diskusi pas di depan arena debat, bersama kader militan dan loyalis PAN,” tulis Raihan dalam unggahannya.

Reaksi keras PAN ini tak pelak menimbulkan sorotan dari berbagai pihak, termasuk partai politik (parpol) dalam koalisi pengusung pasangan Bambang Rianto dan Bayu Setyo Kuncoro (Bambang-Bayu).

Ketua DPD Partai Golkar Kota Blitar, Muhammad Hardi Husodo, menilai ketidakharmonisan dalam koalisi Ibin-Elim membuat persaingan Pilkada menjadi tidak seimbang. 

“Kondisi ini membuat pertarungan jadi tidak imbang. Satu sisi koalisi Bambang-Bayu sangat solid dan diisi partai-partai besar yang memiliki petarung-petarung andal, sedangkan lawannya seperti itu. Saya yakin Bambang-Bayu menang mutlak,” ujar Hardi yang akrab disapa Dodok.

Dodok juga menyatakan keprihatinannya atas kondisi internal koalisi Ibin-Elim. Menurutnya, unggahan dari PAN menunjukkan adanya masalah serius di dalam koalisi tersebut, yang berpotensi memengaruhi kinerja mesin politik di tingkat akar rumput. 

“Mas Raihan sampai posting seperti itu, berarti terjadi sesuatu di dalam koalisi tersebut. Kalau sudah seperti itu, mesin politiknya di bawah pasti diam, gak akan bergerak,” tambahnya.

Saat disinggung mengenai kemungkinan PAN beralih dukungan ke Bambang-Bayu, Dodok mengaku bahwa pihaknya akan menyambut baik selama hal tersebut mendukung tujuan bersama untuk memajukan Kota Blitar.

“Ya kalau itu menambah kekuatan bagi Bambang-Bayu, kenapa tidak. Yang penting tujuannya sama, yaitu memajukan Kota Blitar,” tegasnya.

Sebelumnya, tanda-tanda perpecahan dalam koalisi Ibin-Elim sudah terlihat sejak pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Kota Blitar pada 23 Oktober 2024.

Ketegangan antara PAN dan PKB terkait penetapan posisi dalam struktur AKD menunjukkan bahwa kedua partai yang tergabung dalam koalisi tersebut telah mengalami friksi internal.

Dalam debat kedua Pilkada yang digelar kemarin, Dodok membandingkan penampilan kedua pasangan calon. Ia menyebut Bambang-Bayu memiliki keunggulan pengalaman yang menjadi pembeda, terutama dalam menghadapi Ibin-Elim.

“Terlihat jelas dalam debat semalam, pengalaman yang berbicara. Pak Bambang dan Pak Bayu dengan pengalamannya seperti seorang bapak sedang mengajari anaknya,” ucap Dodok, menyiratkan keyakinan atas solidnya koalisi Bambang-Bayu.

Sebagai informasi, Pilkada Kota Blitar tahun 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu pasangan Bambang Rianto dan Bayu Setyo Kuncoro sebagai nomor urut 1, serta Syauqul Muhibbin dan Elim Tyu Samba sebagai nomor urut 2.(*)

Tombol Google News

Tags:

retak perpecahan Ibin-Elim PAN Raihan Dodok Debat paslon kedua Bambang Bayu Blitar Kota Blitar KPU