Idul Adha Jadi Momentum Perhatikan Balita Stunting

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: Naufal Ardiansyah

29 Juni 2023 23:09 29 Jun 2023 23:09

Thumbnail Idul Adha Jadi Momentum Perhatikan Balita Stunting Watermark Ketik
Sapi-sapi dari masyarakat yang dititipkan untuk hewan kurban di Masjid Agung Sidoarjo (MAS) pada Kamis (29/6/2023). (Foto ilustrasi: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Hari Raya Idul Adha bisa menjadi momentum untuk mengambil langkah percepatan penanganan masalah gagal tumbuh (stunting) anak-anak. Selain untuk fakir-miskin dan duafa, daging kurban hendaknya juga dialokasikan untuk balita stunting. Idul Kurban jadi saat tepat menambah protein hewani bagi anak. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo Dr Feny Apridawati mengatakan telah meminta untuk penerbitan surat edaran (SE) tentang imbauan tentang pembagian daging kurban. Keluarga balita-balita hendaknya perlu menjadi perhatian lingkungan sekitarnya.

SE dari bupati itu ditujukan kepada camat-camat se-Sidoarjo. Kemudian ditindaklanjuti kepada panitia kurban. Daging kurban memang tetap dibagikan fakir miskin dan orang-orang yang berhak. Perlu ada yang disisihkan untuk balita stunting.

”Ini adalah momentum untuk memperbaiki pola asuh pemberian protein hewani yang lebih adekuat lagi,” kata Feny.

Dia menyebutkan, tercatat ada 3.870 balita stunting di Kota Delta pada 2023. Persentasenya sekitar 16,1 persen. Naik dari 14,8 persen pada 2022. Nama mereka sudah tercatat baik nama maupun alamat (by name, by address). Karena itu, bisa dijangkau oleh panitia kurban.

Mereka mengalami gagal tumbuh karena berbagai sebab. Baik lingkungan, faktor ekonomi, gaya hidup, dan lain-lain. Feny menjelaskan, stunting tidak semata-mata disebabkan oleh faktor ekonomi orang tua. Sebab, secara ekonomi, Kabupaten Sidoarjo boleh dikata masih baik.

Bisa juga, stunting disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Misalnya, masih banyak warga yang buang air besar sembarangan. Lingkungan sekitar terkontaminasi bakteri E.Coli. Air, daging, sayuran mentah bisa terkena sebelum dikonsumsi. Hal itu akan memengaruhi metabolisme tubuh anak-anak.

”Lingkungan juga sangat berpengaruh,” katanya.

Karena itu, dinkes dan tim penanganan stunting menempuh berbagai langkah. Tujuannya, melakukan percepatan penanganan stunting dari hulu. Yang paling banyak stunting disebabkan oleh pola asuh orang tua terhadap anak

Apa saja langkah-langkahnya? Kader-kader kesehatan telah dikerahkan untuk semakin aktif turun ke masyarakat. Baik kader pos pelayanan terpadu (posyandu), kader tim penggerak pembinaan kesejahteraan keluarga (TP PKK), dan yang lainnya. Jumlahnya ribuan. Bersama-sama berupaya memperbaiki perilaku masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak.

Di antaranya, memantau pasangan calon pengantin. Jangan sampai calon pengantin mengalami anemia atau kekurangan darah. Kalau sudah hamil, pastikan kondisi ibu hamil (bumil) terjamin gizinya. Setelah melahirkan, ibu dan bayi selalu terjaga kondisi kesehatannya. Yang tidak kalah penting ialah memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif bagi bayi.

”Berikan ASI yang terbaik bagi anak-anak,” ungkapnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Idul adha Hewan kurban Masjid Agung Sidoarjo Dinkes Sidoarjo Stunting Kader Posyandu