Gabriel Asem: Pemerintah Harus Lebih Aktif Tangkal Kriminalitas di Kota Sorong

Jurnalis: Muhamad Zaid Kilwo
Editor: M. Rifat

19 Juni 2024 01:05 19 Jun 2024 01:05

Thumbnail Gabriel Asem: Pemerintah Harus Lebih Aktif Tangkal Kriminalitas di Kota Sorong Watermark Ketik
Bakal Calon Gubernur Papua Barat Daya Gabriel Asem (Foto: Dok. Pribadi for Ketik.co.id)

KETIK, SORONG – Beberapa pekan terakhir angka kriminalitas meningkat di kota Sorong. Ini membuat masyarakat ketakutan dan kurang nyaman. Aksi para begal membabi buta terhadap para korban bahkan telah merenggut nyawa.

Bakal Calon Gubernur Papua Barat Daya Gabriel Asem yang merupakan salah satu tokoh Papua menyoroti kinerja Pemprov dan Pemkot serta aparat keamanan yang dinilai kurang efektif dalam penanganan angka kriminalitas di kota sorong.

Gabriel Asem mengatakan, terkait dengan masalah begal di Sorong itu karena manusia sudah terlalu padat. Dia menyebut bonus demografi terlalu tinggi hari ini di kota Sorong karena kota tersebut merupakan gerbang masuk ke tanah Papua.

"Arus masuk manusia ke Sorong itu kita tidak tau asalnya dari mana, dalam hal ini pengendalian penduduk di kota Sorong maupun di tanah Papua belum efektif. Banyak kejahatan yang terjadi dimana-mana disebabkan karena banyaknya manusia tapi kesempatan kerja terbatas," jelas Gabriel Asem.

Dia menjelaskan, orang berusaha mempertahankan hidup, mau makan minum, bayar sekolah anak, keluarga sakit dan seterusnya. Mereka memenuhi itu dengan cara apapun. Akhirnya tindak kejahatan seperti begal merajalela di Sorong.

Lebih lanjut Gabriel Asem menuturkan, menurutnya sejauh ini pemerintah dan keamanan sudah bekerja, tetapi itu hanya bersifat sementara. Untuk itu mantan Bakal Calon Gubernur tersebut memberikan solusi untuk mencari akar masalahnya.

Itu agar di kemudian hari angka kriminalitas bisa dapat diminimalisir. Menurutnya, akar masalahnya adalah soal ekonomi dan kondisi sosial.

Dia menyebut dua hal itu yang harus diselesaikan dan berkomunikasi dengan seluruh pihak terutama pemerintah kota dan provinsi dan harus dibuat dalam sebuah program.

'Jangan hanya program fisik saja tapi program non fisik berupa kesenjangan sosial tidak diperhatikan, contohnya anak pengguna Aibon dan narkoba itu harus ada pantai rehabilitasi agar supaya mereka dapat dibina," tuturnya.

Dia melanjutkan, harus ada intervensi dari pemerintah dengan mengalokasikan anggaran cukup untuk membuat panti rehabilitasi dan pembinaan-pembinaan terhadap anak putus sekolah maupun pengguna Aibon dan sejenisnya.

Dengan pantai rehabilitasi saja, menurutnya sebenarnya belum cukup. Anak-anak tersebut harus terus dibina dan bisa terampil sehingga ketika dianggap hidupnya sudah kembali normal lalu diberikan pekerjaan.

"Saya yakin dan percaya ketika anak-anak muda ini dibina, diberikan pelatihan, diberikan keterampilan maka ketika diberikan kesempatan untuk bekerja, mempunyai gaji sudah bisa menghasilkan uang sendiri maka dengan sendirinya angka kriminal di sorong dapat terminimalisir dengan baik," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

kriminalitas tinggi Papua Kota Sorong Bakal Calon Gubernur Papua Barat Daya Gabriel Asem