Cerita tentang Eco Lindi, Formula Pembunuh Bau Kelas Dunia (2)

Jurnalis: Fathur Roziq
Editor: Rudi

21 Juni 2023 18:08 21 Jun 2023 18:08

Thumbnail Cerita tentang Eco Lindi, Formula Pembunuh Bau Kelas Dunia (2) Watermark Ketik
Tugas rutin Rizqy Widianto, petugas di TPA Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dia menyemprot tumpukan sampah yang baru ditumpahkan dari truk dengan cairan eco lindi. (foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Tidak hanya menjadi pembunuh bau yang ampuh. Formula eco lindi bisa pula dikembangkan untuk menunjang pengadaan pangan. Namanya eco tanduran. Tanaman yang diberi eco tanduran lebih cepat tumbuh. Tanah yang semula ”sakit” menjadi sehat kembali. Pembuatan pupuk kompos tanaman biasanya butuh 14 pekan. Kini cukup dua minggu saja dengan aplikasi eco tanduran.

Bertanam hidroponik juga cukup pakai eco tanduran. Hasil tumbuhan juga lebih sehat. Karena produk panen setara dengan tanaman organik. Punya daya tahan lebih lama. Sayur tidak mudah layu. Buah-buahan tidak gampang busuk.

”Saya baru dapat kiriman terong dari Tanjekwagir, Krembung. Sekarang mulai terkenal rasa terongnya lebih enak,” tutur Amig.

Pada Agustus 2022,  cairan pekat eco lindi pernah dibuktikan sebagai penakluk bau sampah di TPA Benowo Surabaya. Sekitar 30 ribu liter disemprotkan ke timbunan sampah di sana. Temuan mahasiswi UGM, Rania Naura Anindhita, itu pernah mencerahkan wajah Indonesia. Sebelum kualifikasi Piala AFC Cup U-20 Agustus 2022.

Tidak perlu malu. Bau sampah yang kerap menyerbu masuk Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya sudah tidak ada lagi. eco lindi menggerus gas metan, amoniak, dan sulfida dari sampah yang menggerogoti ozon.

Foto Hamparan sampah di lahan TPA Kupang seluas 15 hektare. Sampah-sampah di TPA tersebut tidak lagi mengeluarkan bau busuk. (foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Hamparan sampah di lahan TPA Kupang seluas 15 hektare. Sampah-sampah di TPA tersebut tidak lagi mengeluarkan bau busuk. (foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Rizqy Widianto, petugas sampah di TPA Kupang, semakin bangga dengan tugasnya. Bangga karena punya atasan, Kepala DLHK Sidoarjo Bahrul Amig yang tak segan turun langsung bersama petugas sampah. Hujan panas kepala dinas mau bareng-bareng kerja. Tahu sendiri persoalan di lapangan.

Sekarang, setiap hari, pria asli Desa Kupang, Kecamatan Jabon, itu menyiram setiap truk yang datang ke TPA. Sampah ditumpahkan. Ada 100 lebih truk. Satu truk menumpahkan 8 ton sampah. Langsung disemprot eco lindi. Jadi, jangankan bau. Lalat pun tidak berani mendekati bukit-bukit sampah di lahan seluas 15 hektare tersebut.

Selesai pembuangan sampah. Truk disemprot lagi di jalur keluar TPA. Empat buldoser dan tiga backhoe milik TPA juga disemprot. Agar awet dan tidak mudah berkarat. Keluar dan masuk TPA, tidak ada alat berat dan kendaraan sampah yang menyebarkan bau busuk.

”Pak  Amig selalu bilang. Kasihan warga kalau masalah bau tidak ditangani,” ungkap Rizqy. Dia juga bangga karena atasannya benar-benar memikirkan kondisi lingkungan.

Wartawan Ketik.co.id pun merasakan langsung dahsyatnya eco lindi ini. Saat merekam Rizqy yang tengah bertugas menyemprot sampah pada Sabtu (27/5/2023), kaki jurnalis media ini  terperosok. Terjerembab dalam sampah dan terendam lindi hingga setinggi lutut. Rizqy pun datang menghampiri. Lalu dengan yakin bilang, ”Sini Pak, saya semprot celananya.”

Eh, benar. Ternyata tidak ada bau sama sekali. Celana bisa dicuci bersih lagi. Seperti semula. Layaknya terkena tanah dan air biasa. Sumpah! (habis)

Tombol Google News

Tags:

Eco Lindi TPA Kupang DLHK Sidoarjo Pemkab Sidoarjo Problem Sampah Eco Tanduran