AS Rilis Data Inflasi Terbaru, Rupiah Sentuh Rp15.375 Per Dolar

Jurnalis: Husni Habib
Editor: M. Rifat

15 September 2023 06:00 15 Sep 2023 06:00

Thumbnail AS Rilis Data Inflasi Terbaru, Rupiah Sentuh Rp15.375 Per Dolar Watermark Ketik
Ilustrasi Rupiah. (Foto: Pexels)

KETIK, JAKARTA – Menjelang akhir pekan, mata uang rupiah tercatat mengalami pelemahan sebesar 20 poin atau 0,13 persen dibanding perdagangan sebelumnya. Nilai tukar rupiah ditutup pada angka Rp 15.375 per dolar AS.

Berbanding terbalik, beberapa mata uang negara asia justru mengalami penguatan seperti Jepang naik 0,03 persen dan dolar Hong Kong tumbuh 0,01 persen. Namun, terdapat juga yang mengalami penurunan seperti Dolar Singapura turun 0,05 persen, ringgit Malaysia turun 0,08 persen, yuan China merosot 0,10 persen dan won Korea Selatan jatuh 0,31 persen.

Beralih ke mata uang negara eropa yang bergerak bervariasi. Poundsterling Inggris naik 0,01 persen, euro Eropa minus 0,04 persen, franc Swiss turun 0,01 persen, dolar Australia merangkak 0,05 persen, dan dolar Kanada turun 0,04 persen.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan pemicu melemahnya rupiah dikarenakan rilis data inflasi terbaru dari Amerika Serikat.

Dirinya memperkirakan hari ini (15/9/2023) pergerakan rupiah akan berkisar di angka Rp15.350 hingga Rp15.450 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS setelah data penjualan ritel AS, klaim pengangguran dan inflasi produsen yang lebih baik dari perkiraan," ungkapnya, Jumat (15/9/2023).

Sementara itu Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi inti AS pada Agustus 2023 mencapai 0,3 persen secara bulanan (mom) dan 4,3 persen secara tahunan atau year-on-year (perkiraan sebesar 0,2 persen mom dan 4,3 persen yoy).

Sementara itu, inflasi Agustus 2023 sebesar 3,7 persen yoy di atas perkiraan sebesar 3,6 persen yoy.

“Sementara itu dari dalam negeri, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh kemungkinan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan pada kuartal II/2024,” tutur Ibrahim.(*)

Tombol Google News

Tags:

rupiah Dolar AS Inflasi Ekonomi perdagangan investasi