73.030 Warga Pacitan Tercatat Miskin, Ini Rekomendasi BPS kepada Pemkab

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

15 Agustus 2024 07:03 15 Agt 2024 07:03

Thumbnail 73.030 Warga Pacitan Tercatat Miskin, Ini Rekomendasi BPS kepada Pemkab Watermark Ketik
Kepala BPS, Wisma Eka Nurcahyanti, saat membeberkan kondisi kemiskinan di Pacitan rilis tahun 2024. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Bayang-bayang kemiskinan masih menyelimuti Kabupaten Pacitan. Pasalnya, hingga kini masih ada 73.030 ribu penduduk setempat yang terbelenggu di bawah garis kemiskinan (GK).

Berdasarkan rilis "Profil Kemiskinan di Kabupaten Pacitan Maret 2024" oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, angka kemiskinan tahun ini sebesar 13,08 persen.

Menurut Kepala BPS Pacitan Wisma Eka Nurcahyanti, sebenarnya Pacitan mendapati kabar baik tahun ini. Angka kemiskinan mengalami penurunan 0,57 persen dari tahun lalu sebesar 13,65 persen.

Namun angka ini masih di atas target 2024, yakni sebesar 12,87 persen. Termasuk masih jauh di atas rata-rata nasional yang berada di angka 9,03 persen.

"Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK. Yakni, sebesar Rp370.643 per kapita per bulan. Artinya, masyarakat Pacitan dengan pengeluaran rata-rata di bawah itu, disebut sebagai kategori miskin," jelasnya kepada Ketik.co.id, Kamis (15/8/2024).

Wisma juga mengingatkan bahwa jumlah penduduk miskin di atas bukanlah angka yang kecil.

Terlebih dirinya menekankan bahwa semakin rendah angka kemiskinan, besar dugaan penduduk miskin yang tersisa adalah mereka yang terjebak dalam kemiskinan kronis.

"Kelompok ini memiliki karakteristik 4L: the Last, the least, the lowest, and the loss. Mereka adalah orang terakhir yang mendapatkan kesempatan, paling sedikit menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi, memiliki derajat kehidupan paling rendah, dan seringkali kehilangan arah dalam menentukan pilihan hidup," paparnya.

Melihat tren kemiskinan itu, Wisma menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan harus tetap menjadi prioritas utama dalam kebijakan pembangunan.

Menurutnya, fokus tidak bisa hanya pada persentase penduduk miskin saja. Perlunya memperkaya informasi kemiskinan makro dengan indikator tambahan, seperti kedalaman kemiskinan dan tingkat keparahan kesenjangan di antara penduduk miskin. 

"Dengan begitu, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi kemiskinan di Pacitan dan merancang strategi pengentasan yang lebih tepat sasaran," sambungnya.

Lebih lanjut, menurutnha, tantangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan tentu saja adalah membuat persentase angka kemiskinannya semakin turun.

"Itu seiring dengan semakin turunnya juga indeks kedalaman dan keparahan kemiskinannya," sambungnya.

Pihaknya juga merekomendasikan, agar Pemkab segera memetakan penduduk miskin dari hasil pendataan terkini, dan memberikan treatment yang intensif serta mengkoordinasikan partisipasi semua stakeholder terkait, dan melakukan monitoring serta evaluasi berkala.

"Tentunya, itu dilakukan dengan berbasis pada data sektoral yang berkualitas," tandasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan BPS Pacitan kemiskinan