Waspada! Pupuk Murah Ditengarai Palsu Beredar di Jember

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Mustopa

5 Juni 2024 06:26 5 Jun 2024 06:26

Thumbnail Waspada! Pupuk Murah Ditengarai Palsu Beredar di Jember Watermark Ketik
Perbedaan pupuk asli dan pupuk palsu yang ditemui beredar di Jember (Foto: dok. Jumantoro)

KETIK, JEMBER – Pupuk yang ditengarai palsu beredar di kalangan petani di Kabupaten Jember. Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur, Jumantoro menemukan sejumlah pupuk asli tapi palsu (aspal) yang dijual jauh di bawah harga normal.

Menurutnya, oknum-oknum pemalsu pupuk itu memanfaatkan kondisi di lapangan ketika pupuk bersubsidi langka.

“Saat kebijakan pemerintah di awal tahun yang mengurangi alokasi pupuk subsidi dimanfaatkan oknum yang menari di atas penderitaan petani dengan menjual pupuk yang mirip dengan pupuk subsidi,” ungkapnya, Rabu (5/6/2024).

Bahkan, pupuk yang diduga palsu itu menggunakan merek dan kemasan yang menyerupai Pupuk Indonesia diantaranya NPK Phonska, urea, sampai SP-36 untuk mengelabui petani.

“Yang saya temui misalnya menggunakan nama Phoska dan Genphoska. Bahkan juga ada yang mencatut institusi TNI. Itu dijual di kios pertanian,” jelas Jumantoro.

Untuk diketahui, Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi di tahun 2024 masih sama dengan tahun 2023, yakni Rp2.250 per kilogram untuk urea dan 2.300 per kilogram untuk NPK. Dalam kemasan sak 50 kg kisaran Rp 112.500 - 115.000.

Menurut Jumantoro, harga normal pupuk non subsidi dari distributor resmi dibanderol dari harga Rp 400-500 ribu per sak atau kemasan 50 kg. Sedangkan pupuk palsu yang dijual kisaran harga Rp 150 ribu per sak.

Harga lebih murah membuat petani tergiur dan membeli pupuk yang disebutnya abal-abal itu. Padahal, kandungan dari pupuk itu sendiri belum jelas keasliannya.

“Ada pupuk harganya murah mirip-mirip mereka beli, tapi bukan peningkatan produksi yang mereka rasakan tapi penurunan produksi yang mereka dapatkan,” imbuhnya.

Karena sudah banyak yang merugi, kini petani mulai waspada. Melalui forum komunikasi petani, mereka diedukasi untuk membedakan pupuk asli dengan palsu.

“Sebenarnya pantauan saya hampir merata (peredaran pupuk) di Jawa Timur. Keluhannya kawan-kawan sama. Saya melihat belum ada tindakan tegas dari aparatur Pemerintah baik pusat daerah dan kabupaten untuk menindak oknum-oknum,” tegas Jumantoro.

Terpisah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Jember, Jupriono mengaku akan mendalami dugaan pupuk palsu yang beredar di masyarakat. 

“Dugaan adanya peredaran pupuk yang belum memenuhi standarisasi, akan dilakukan pemantauan oleh Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) bersama PPL di lapangan,” ujarnya.

Apabila mereka menemukan indikasi pupuk yang diduga palsu itu, tindak lanjutnya akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Nah, teman-teman Polres dan Kejaksaan tentunya akan mengawal, karena pangan sedang jadi atensi kita semua ya. Dan pupuk ini adalah barang yang diawasi peredarannya,” pungkas Jupriono.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pupuk palsu Jember harga lebih murah merugikan petani