Utang Luar Negeri Indonesia Rp 5,969 Triliun, BI: Masih Sehat

Jurnalis: M. Rifat
Editor: Rudi

15 Mei 2023 10:46 15 Mei 2023 10:46

Thumbnail Utang Luar Negeri Indonesia Rp 5,969 Triliun, BI: Masih Sehat Watermark Ketik
Kantor Bank Indonesia di Jakarta. (Foto: Pajakku.com)

KETIK, JAKARTA – Besaran utang luar negeri Indonesia (ULN) pada triwulan I-2023 tercatat mencapai USD 402,8 miliar (Rp 5.969 triliun dengan asumsi kurs Rp14.815/USD). Jumlah itu mengalami kontraksi 1,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 (yoy) dan kontraksi 4,1 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Kontraksi ULN bersumber dari ULN sektor publik (pemerintah dan Bank Sentral) serta ULN swasta. Perkembangan ULN pada triwulan I-2023 juga dipengaruhi oleh pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk rupiah," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam pernyataan pers BI, Senin (15/5/2023).

Laporan BI menyebutkan, ULN pemerintah pada triwulan I-2023 sebesar USD194 miliar, terkontraksi 1,1 persen secara tahunan (yoy). Kontraksi itu lebih rendah dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya yang tercatat 6,8 persen.

Perkembangan ULN Pemerintah dipengaruhi penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring sentimen positif pelaku pasar global. Selain itu terjadi penarikan neto pinjaman luar negeri multilateral yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek.

Penarikan ULN pemerintah pada triwulan I 2023 masih diutamakan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,1 persen dari total ULN pemerintah).

Berikutnya administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9 persen); jasa pendidikan (16,8 persen). Selanjutnya konstruksi (14,2 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (10,2 persen).

"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali. Karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah," ujar Erwin.

Sementara itu, ULN swasta pada triwulan I-2023 tercatat USD199,4 miliar, terkontraksi 3 persen secara tahunan. Kontraksi tersebut lebih dalam dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya yang tercatat  1,7 persen.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan, pengadaan listrik, gas. Selanjutnya uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian.

ULN swasta juga didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4 persen terhadap total ULN swasta. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan I-2023 di kisaran 30,1 persen.

BI menyebut, secara keseluruhan struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal itu karena masih didominasi ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,6 persen dari total ULN.(*)

Tombol Google News

Tags:

utang ULN Bank Indonesia BI luar negeri Pemerintah swasta