KETIK, JAKARTA – Selandia Baru buka suara terkait upaya pembebasan warga negaranya yang merupakan pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens, yang masih disandera kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebulan terakhir.
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru memaparkan tiga poin terkait upaya pembebasan Philip.
Pertama, Kemlu Selandia Baru menuturkan keselamatan dan kesejahteraan warga negara tetap menjadi prioritas pemerintah.
"Kami terus melakukan semua yang kami bisa untuk mencapai resolusi damai dan membebaskan sandera (Philip) dengan selamat, termasuk bekerja sama dengan otoritas Indonesia dan mengerahkan staf konsulat Selandia Baru (ke Papua)," bunyi poin kedua pernyataan Kemlu Selandia Baru pada Selasa (7/3/2023).
Ketiga, Kemlu Selandia Baru menuturkan pemerintah terus membantu dan mendukung keluarga Philip baik yang berada di Aotearoa dan di Indonesia.
"Mereka (keluarga Philip) telah meminta privasi di saat sangat sulit seperti ini," ucap Kemlu Selandia Baru menambahkan.
Phlip masih hilang kontak usai disandera OPM atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) setelah pesawatnya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua, 7 Februari lalu.
Sejak insiden pembakaran tersebut hingga hari ini, Selasa (7/3/2023), tercatat tepat sudah satu bulan Philip dibawa oleh KKB Pimpinan Egianus Kogoya.
Ketua Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadani mengatakan pihaknya masih terus melakukan pendekatan lunak melalui negosiasi kepada tokoh masyarakat dan adat setempat.
Faizal memastikan meski penyanderaan sudah berlangsung lama, pihaknya belum akan mengambil langkah penyerbuan kepada kelompok Egianus Kogoya yang membawa Philip.
"Kita masih berusaha maksimal. Kami terus bertekad mendapatkan, menemukan dan menyelamatkan pilot Philip Mark," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/3/2023).
Ia menjelaskan saat ini tim gabungan TNI-Polri juga telah memperluas lokasi pencarian Philip dari titik awal penyanderaan. Faizal berharap dengan memperluas pencarian pada dua lokasi tersebut bisa menunjukannya.
Lebih lanjut, ia menegaskan tidak ada batas waktu untuk melakukan pencarian dan penyelamatan warga negara Selandia Baru itu.
"Memang saat ini usaha kita sudah memperluas pencarian di dua kabupaten yakni Kabupaten Nduga dan Lanny Jaya, (*)
