Sejarah yang Terpendam di Tengah Kota Surabaya

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Mustopa

19 Februari 2024 15:38 19 Feb 2024 15:38

Thumbnail Sejarah yang Terpendam di Tengah Kota Surabaya Watermark Ketik
Fragmen berupa tembikar dan batu bata kuno. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Di zaman Majapahit, sumur memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Sumur memiliki peran krusial dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan spiritual masyarakat Majapahit, dan menjadi infrastruktur vital dalam menjaga kelangsungan hidup dan kemakmuran kerajaan.

Di perkampungan Pandean Peneleh Kecamatan Genteng Surabaya terdapat sumur peninggalan Majapahit yang diberi nama Sumur Jobong.

Sumur Jobong merupakan salah satu peninggalan sejarah tertua di Kota Surabaya, dan sumur ini membuktikan bahwa Peneleh merupakan salah satu daerah terklasik di Kota Pahlawan.

Sumur Jobong terletak tepat di tengah perkampungan tepatnya di Jalan Pandean, Gang 1 Kelurahan Peneleh. Sebelum memasuki Wisata Sumur ini, pengunjung diharapkan untuk menuntun kendaraanya hingga mendekati Sumur Jobong.

Sumur Jobong berdiameter 83 sentimeter, sedangkan bagian dalamnya hanya sekitar 1 meter dari bibir sumur.

Meski dangkal, sumur tua ini airnya tidak pernah surut. Bahkan, pada musim kemarau kelihatan bertambah hingga sampai bibir sumur.

Jika ingin melihat lebih dekat dan mencuci muka secara langsung, dipersilahkan karena adanya fasilitas tangga untuk masuk ke dalam Sumur Jobong.

Penemuan Sumur Jobong

​​​​​Agus, juru kunci Sumur Jobong mengatakan, sumur ini ditemukan tanpa sengaja pada tanggal 31 Oktober 2018 pukul 18.21 WIB. Berawal dari adanya penggalian tanah yang akan dibangun box culvert.

"Ini awalnya tertutup oleh batu bata merah berjajar sepanjang 1 meter persegi, para penggali tanah saya minta untuk tidak mencangkul atau melinggis dan palu bodem, batu bata itu diambil lalu terlihat lingkaran cincin kemudian digali perlahan sedalam 20 cm," jelasnya pada Senin, (19/2/2024).

Hingga saat ini, Agus terus mengupayakan kebersihan air maupun lingkungan Sumur Jobong.

"Upaya ini agar air sumur tidak menimbulkan bau yang kurang sedap," jelasnya.

Foto Keadaan Sumur Jobong. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)Keadaan Sumur Jobong. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
 

Bukti Sumur Jobong berasal dari Majapahit

Agus menjelaskan pada awal November 2018, peneliti Arkeologi dari Universitas Airlangga menemukan bahwa di dalam Sumur Jobong terdapat beberapa fragmentasi yang berasal dari 1430-1608.

"Dalam sejarah Surabaya sendiri yang dialiri oleh Kalimas adalah merupakan jalur penting di era Majapahit," paparnya.

Hasil penelitian fragmentasi arkeologi yang terdapat di sekitar Sumur Jobong terdapat fragmentasi berupa tulang belulang dan batu bata kuno. Ada juga 12 fragmen tulang hewan dan 17 fragmen tulang manusia yang diperkirakan berasal dari kisaran tahun 1430-1608 Masehi.

Selain itu, dengan test DNA yang sudah dilakukan antara sampel warga Pandean saat ini dengan temuan tulang diketahui adanya kedekatan antar sampel Pandean mencapai 96 persen dan temuan tulang 97 persen.

Adanya fragmen keramik yang terdapat di dalam Sumur Jobong merupakan bagian kupingan botol keramik dari masa kolonial berglasir coklat muda, bagian keramik lain berupa bagian bawah/kaki mangkuk dengan warna dasar putih dan hiasan garis biru.

Fragmen Tembikar/Gerabah merupakan fragmen bagian tepian dari benda jenis periuk, pasu, wajan, bagian dasar jenis jambangan dan bagian benda jenis saluran air.

Fragmen bata kuno merupakan fragmen bata-bata kuno memiliki ukuran di atas rata-rata ukuran bata jaman sekarang, baik ketebalan maupun lebarnya. Bata mempunyai ukuran ketebalan rata-rata 7 cm dan lebar bata rata-rata 20 cm - 20,5 cm.

Penemuan arkeologi Pandean ini dapat menjadi petunjuk arkeologi bahwa daerah Pandean ini dapat menjadi petunjuk penting mengungkapkan sejarah klasik Surabaya dan kekunoan Pandean-Peneleh.

Foto Fragmen berupa tembikar dan batu bata kuno. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)Fragmen berupa tembikar dan batu bata kuno. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

Spot menarik Sumur Jobong

Spot menarik di Sumur Jobong adalah di lingkungan kampung yang bernuansa klasik dengan keadaan lingkungan yang bersih dan juga masyarakat di sekitar yang ramah akan pengunjung.

Beberapa mahasiswa maupun anak-anak sekolah tertarik melihat secara langsung bentuk sumur pada zaman Majapahit.

Terdapat dua lubang dapat menjadi spot foto menarik, lubang yang saling terhubung di bawah tanah, sehingga pengunjung bisa langsung menyentuh air di Sumur Jobong.

Cerita menarik

Pada Mei 2023, Ganjar Pranowo mencuci mukanya dengan air sumur yang dipercaya masyarakat sekitar bertuah.

Sebelum digunakan oleh calon presiden Ganjar Pranowo, masyarakat melakukan doa yasin dan tahlil, kemudian potong tumpeng lalu prosesi pengambilan air di Sumur Jobong yang berusia lebih dari 500 tahun.(*)

Tombol Google News

Tags:

wisata Surabaya Sumur Jobong Perkampungan Pandean peneleh zaman Majapahit penemuan Sumur Jobong Surabaya Ganjar Pranowo Juru Kunci Sumur Jobong