Rumah Peduli Iklim, Manfaatkan Teknologi Pengolah Limbah Kurangi Pencemaran Lingkungan

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Muhammad Faizin

22 Agustus 2024 10:22 22 Agt 2024 10:22

Thumbnail Rumah Peduli Iklim, Manfaatkan Teknologi Pengolah Limbah Kurangi Pencemaran Lingkungan Watermark Ketik
Wakil Rektor Unej Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Fendi Setyawan (kanan) meninjau prototipe pengolah limbah dekomposer (22/8/2024) (Foto: Fenna/Ketik.co.id)

KETIK, JEMBER – Seiring meningkatnya peradaban dunia dan teknologi, kemudian muncul masalah lainnya. Salah satu adalah penimbunan limbah yang mencemari lingkungan.

Menjawab tantangan itu, sekelompok mahasiswa dari Universitas Jember (Unej) menciptakan inovasi teknologi pemanfaatan limbah ramah lingkungan.

Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Program Peningkatan Kapasitas (PPK) Ormawa Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) dari Fakultas Teknik membuat Smart Rudi (Rumah Peduli Iklim) di kawasan Balai Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa.

Ada sejumlah prototipe alat-alat yang digunakan untuk memanfaatkan limbah organik rumah tangga maupun peternakan. Yang selalu dibiarkan menumpuk dan mengotori lingkungan.

“Dicobalah memanfaatkan sampah organik untuk diproses lebih lanjut, ternyata banyak variasi yang dihasilkan. Selain mengurangi dampak lingkungannya juga memiliki nilai ekonomi,” ungkap Wakil Rektor Unej Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Fendi Setyawan usai peluncuran Smart Rudi, Kamis (22/8/2024) siang.

 

Foto Seorang mahasiswi menunjukkan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (Foto: Fenna/Ketik.co.id)Seorang mahasiswi menunjukkan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (Foto: Fenna/Ketik.co.id)

 

Perlunya edukasi bagi warga sekitar harus diperhatikan, mengingat kesadaran masyarakat desa dalam mengelola sampah yang cukup tergolong rendah.

“Karena masyarakat desa mikirnya punya lahan, dimana aja buang bisa, beda dengan perkotaan. Saya pikir itu keren bisa diterapkan di pedesaan,” sambungnya.

Fendi berharap, kegiatan pengolahan sampah organik bisa berkelanjutan. Sebelum berakhirnya program tersebut, mahasiswa bisa transfer skill dan pelatihan kepada masyarakat.

“Meski masih prototipe, masih bisa dikembangkan lagi. Dan keilmuan bisa dialihkan kepada karang taruna agar program tetap berjalan,” tutur Fendi.

Sementara, Ketua Tim PPK Ormawa HMTL Rahmad Taruna, menyebutkan lima inovasi yang dibuat. Yaitu komposter, pirolisis atau dekomposisi untuk membuat bio briket, eco enzim, kandang maggot, dan instalasi pembangkit listrik tenaga surya. Serta dilengkapi Internet of Thing (IoT) untuk monitoring jarak jauh.

Sejauh ini, program Smart Rudi sudah berjalan cukup baik dengan menggandeng pemuda, petani, peternak, hingga ibu rumah tangga.

“Kendala dari masyarakat yang belum tahu banyak tentang pengolahan limbah menjadi produk yang lebih berharga dan memiliki nilai ekonomi,” tutur laki-laki itu.

Meskipun begitu, aku Rahmad, masyarakat juga aktif memberikan masukan dan evaluasi agar program bisa tepat seperti yang dibutuhkan.

“Juga ada masukan dari Warek, dosen pendamping, dan dinas terkait. Tentu itu akan menjadi bahan diskusi agar kedepannya bisa lebih baik nilai ekonomisnya,” tutupnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Teknik Lingkungan pemanfaatan limbah organik Jember PPK Ormawa HMTL Universitas Jember Desa Kemuning Lor