KETIK, SURABAYA – Pihak kepolisian hari ini (19/10) menggelar rekonstruksi tragedi Kanjuruhan di lapangan Mapolda Jatim. Sejumlah reka adegan dilakukan mulai dari pengamanan kerusuhan hingga kronologi saat dilemparnya gas air mata.
Rekonstruksi tersebut dipimpin Direktur Direskrimum Polda Jatim, Kombes Totok Suharyanto. Turut menemani perwira dengan tiga melati di pundaknya tersebut adalah tim penyidik dari Bareskrim Polri, Polda Jatim, dan Inafis.
Dari pantauan Ketik di lokasi tersebut, tiga tersangka dari jajaran kepolisian dalam tragedi Kanjuruhan juga dihadirkan. Mereka adalah Kabagops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki 3 Sat Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan, dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.
Rekonstruksi tragedi yang menewaskan 133 suporter tersebut juga dilakukan oleh belasan personel Brimob yang merupakan anak buah salah satu tersangka yakni Hasdarmawan. Para personel Brimob tersebut diperintahkan menggambarkan adegan penembakan gas air mata saat tragedi Kanjuruhan.
"Adegan ke-19 sekitar (pukul) 22.09, atas perintah tersangka Hasdarmawan, saksi menggunakan senjata laras kaliber 38 mm menembakkan satu kali amunisi warna biru ke arah selatan," ucap salah satu penyidik melalui pengeras suara.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo juga tampak hadir langsung untuk memantau kegiatan ini. Jenderal bintang dua itu ditemani tim dari TGIPF, Komnas HAM, Kejaksaan, dan KontraS.
Selama gelar rekonstruksi, awak media hanya diperbolehkan mengambil gambar dari pinggir sisi timur lapangan. Para jurnalis tidak bisa mendekat ke tribun lapangan Polda Jatim yang menjadi fokus lokasi rekonstruksi tragedi Kanjuruhan.
Di bagian barat tribun, tampak tim penyidik beserta beberapa pemeran rekonstruksi memperagakan adegan per adegan. Di antara mereka termasuk para petugas yang mengenakan seragam Brimob. Sementara itu, tim Inafis detail menyimak rekonstrusi suasana terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan (1/10).
Di beberapa sudut stadion juga tampak dipasang penanda tribun 11, 12, 13 hingga pintu B. Papan penanda itu digunakan untuk menggambarkan suasana stadion Kanjuruhan. Hingga berita ini ditulis, proses rekonstruksi masih berlangsung. Belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian. (*)