Petani Pacitan Gigit Jari, Keuntungan Harga Beras Dinikmati Warga Luar Daerah

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Muhammad Faizin

23 Februari 2024 02:09 23 Feb 2024 02:09

Thumbnail Petani Pacitan Gigit Jari, Keuntungan Harga Beras Dinikmati Warga Luar Daerah Watermark Ketik
Petani Pacitan tergolong memiliki lahan sempit, ketimbang daerah tetangga. (Foto: Prima Dwi Ananda / Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Kenaikan harga beras yang terjadi di berbagai daerah, termasuk Pacitan, Jawa Timur, membawa angin segar bagi para petani. Bagi mereka yang memiliki lahan luas, kenaikan ini menjadi kesempatan untuk meraup keuntungan yang lebih besar.

Namun, ironisnya, keuntungan ini justru berpihak pada para petani luar daerah. Petani Pacitan sendiri, dengan lahan yang umumnya sempit, justru harus memutar otak untuk membeli beras.

"Kebanyakan petani Pacitan tidak sampai jual karena lahannya sedikit. Ya untung bagi yang punya lahan luas, harga jual Gabah Kering Panen (GKP) saja saat ini sampai Rp8,8-9 ribu rupiah per kilo. Tapi petani yang punya lahan sempit mau tidak mau malah harus beli beras," ungkap Didik Setyo Prabowo (34), seorang petani asal Kecamatan Kebonagung, Jumat (21/2/2024).

Harga beras di sebagian besar pasar tradisional Pacitan tercatat mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Per kilo beras, pedagang menjual diangka Rp15-17 ribu rupiah.

"Kalau petani menjual sudah digiling. Beras dihargai sekitar Rp15,5 ribu rupiah," imbuh Didik kepada ketik.co.id.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso, membenarkan adanya hal tersebut. Dia mengatakan bahwa saat ini Pacitan masih mengandalkan daerah penyangga, seperti Kabupaten Ponorogo dan Magetan, untuk memenuhi kebutuhan beras.

Limpahan stok dari daerah tersebut nantinya bakal menjadi keuntungan bagi petani mereka. Bulog akan membeli beras dengan harga tinggi dan selanjutnya didistribusikan ke tujuh pasar di Pacitan, yang disebut sebagai beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

Foto Kepala DKPP Pacitan saat dikonfirmasi, (22/2/2024). (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Kepala DKPP Pacitan saat dikonfirmasi, (22/2/2024). (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

"Dari sisi petani, iya mereka diuntungkan, karena nanti gabahnya pada saat ini menyentuh angka Rp10 ribu. Bagi yang masih punya stok terus dia jual ya seneng," terang Sugeng kepada ketik.co.id saat ditemui di kantornya, Kamis, (22/2/2024).

Namun, Sugeng menambahkan, saat ini petani di Pacitan belum dapat dikatakan mujur secara menyeluruh. Yang lebih untung adalah petani dari luar daerah karena surplus terhadap stok pangan, khususnya beras.

"Untuk masyarakat pada umumnya, kita kan petaninya petani kecil, lahannya sedikit, kalau sampai jual pun itu jarang. Kebanyakan hasil produksinya untuk konsumsi pribadi," jelasnya.

"Jadi, Bulog saat ini membeli beras atau gabahnya juga sudah tinggi. Terus SPHP harus sampai ke masyarakat seharga Rp10.900 dengan cara disubsidi," ungkapnya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun harga beras naik, keuntungannya tidak merata bagi semua petani. Petani Pacitan dengan lahan sempit masih harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan beras mereka sendiri.

Sebagaimana diketahui, Tim Satgas Pangan yang terdiri dari Polres Pacitan, Dinas Disdagnaker dan DKPP baru-baru ini telah melakukan sidak pangan. Pihaknya menyebut, stok beras SPHP dipastikan aman dua hingga tiga bulan mendatang. (*)

Tombol Google News

Tags:

Beras di Pacitan Petani di Pacitan DKPP Pacitan Beras SPHP Harga Beras Naik