Pergeseran Tanah Robohkan Gedung SD dan 10 Rumah Warga Bandung Barat

Jurnalis: Iwa AS
Editor: Akhmad Sugriwa

2 Maret 2024 04:37 2 Mar 2024 04:37

Thumbnail Pergeseran Tanah Robohkan Gedung SD dan 10 Rumah Warga Bandung Barat Watermark Ketik
Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, saat meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Kampung Cigombong RT 04/RW 13 Desa Cibedug, Kec Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (1/3/24). (Foto:Iwa/Ketik.co.id)

KETIK, BANDUNG BARAT – Bak kiamat kecil, puluhan rumah warga dan sebuah bangunan sekolah tetiba ambruk ditelan bencana pergeseran tanah di Kampung Cigombong RT 04/RW 13 Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (29/2/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.

Tanah amblas hingga sedalam 5 meter juga mengakibatkan Jalan Desa Cigombong-Cihurang terputus, sebuah bangunan SDN Babakan Talang 1 ambruk dan tiga unit rumah warga roboh atau rusak berat, 8 unit rusak sedang, 48 rusak ringan retak-retak dan lebih dari 36 rumah terancam. 

"Namun tidak ada korban jiwa. Sebanyak 192 jiwa sudah diungsikan ke Islamic Center Rongga," kata Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, saat meninjau lokasi bencana, Jumat (1/3/2024). 
 

Foto Fenomena pergeseran tanah di Desa Cibedug Kec Rongga, Kab Bandung Barat. (Foto: Iwa/Ketik.co.id)Fenomena pergeseran tanah di Desa Cibedug Kec Rongga, Kab Bandung Barat. (Foto: Iwa/Ketik.co.id)

"Semua kebutuhan logistik, obat-obatan, hingga dapur umum akan kita jamin untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi," imbuh Arsan.

Menurut bupati, pergeseran tanah yang fatal ini sebenarnya merupakan pergeseran susulan, di mana pertama kali terjadi pada Minggu (18/2/24) sekitar pukul 22.00 WIB.

Arsan mengatakan, pergerakan tanah yang semakin meluas dari hari ke hari menyebabkan rekahan di permukaan tanah berdampak pada retakan di rumah warga dan bangunan sekolah. 

Pihak sekolah akhirnya mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan belajar mengajar di sekolah. KBM diganti daring saat itu. 

Saat itu permukaan tanah di halaman hingga lantai bangunan sekolah mengalami retak dari ukuran 5 hingga 20 centimeter. Retakan itu semakin melebar dari hari ke hari, hingga akhirnya bangunan sekolah tak kuat menahan kerusakan akibat pergerakan tanah. 

"Awal mulanya hujan dengan intensitas tinggi di wilayah itu sehingga memicu ada pergerakan tanah. Namun pergerakan tanahnya semakin membesar, hingga berdampak pada sekolah dan rumah-rumah warga," papar Arsan. 

Menurut Bupati Bandung Barat, lokasi bencana sudah tidak layak lagi untuk dijadikan permukiman dan warga setempat harus direlokasi. Sebab lokasi tersebut kondisi tanahnya labil di mana rawan longsor dan tanah bergerak.

"Untuk langkah relokasi kita akan putuskan segera. Kita perlu mencari dulu lokasi yang pas dan aman untuk relokasi," ujarnya.

Atas bencana tanah bergerak ini, Pemkab Bandung Barat menetapkan status tanggap darurat mulai 1-7 Maret 2024, untuk penanggulangan lebih cepat dampak bencana.(*)

Tombol Google News

Tags:

tanah bergerak pergeseran tanah Bandung Barat bupati bandung barat