Pengamat Politik Prof Widya Setiabudi: Tawaran Program Paslon 2 Nyata dan Mudah Dipahami, Paslon 1 Normatif

Jurnalis: Iwa AS
Editor: Akhmad Sugriwa

31 Oktober 2024 08:17 31 Okt 2024 08:17

Thumbnail Pengamat Politik Prof Widya Setiabudi: Tawaran Program Paslon 2 Nyata dan Mudah Dipahami, Paslon 1 Normatif Watermark Ketik
Debat perdana Pilbup Bandung 2024 di Sutan Raja Soreang, Rabu (30/10/2024) malam. (Foto: Iwa/Ketik.co.id)

KETIK, BANDUNG – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung nomor urut 2, Dr Dadang Supriatna-Ali Syakieb, dinilai unggul jauh dalam debat perdana Pilbup Bandung 2024 yang digelar di Sutan Raja Soreang, Rabu (30/10/2024) malam. 

Paslon Bedas Lanjutkan itu disebut mendominasi seluruh segmen debat karena berbagai program yang ditawarkan telah dilaksanakan secara nyata, bukan hanya wacana. Cabup Bandung Dadang Supriatna juga disebut berhasil mengontrol ritme debat. 

Pengamat politik dan pemerintahan yang juga Dekan Fisip Unpad, Prof Dr Widya Setiabudi mengatakan, secara umum Paslon Bedas menampilkan performa sangat baik dalam debat perdana mengungguli Paslon nomor urut 1 Alus Pisan. 
 
"Jika dibandingkan kedua paslon, maka paslon 2 unggul. Terutama dalam kemampuan menyampaikan tawaran-tawaran program yang empirik dan praktis. Sementara paslon 1 lebih banyak argumen normatif dan tekstual dengan membaca teks," kata Prof Widya. 

Menurut Guru Besar Ilmu Politik Unpad itu, pemaparan pasangan Bedas lebih menjawab masalah yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Bandung, dibandingkan dengan narasi semu dari lawannya Sahrul-Gungun. Sebab, apa yang disampaikan, semuanya telah dilaksanakan oleh paslon nomor 2.

Contohnya dalam solusi penyediaan lapangan kerja serta penyediaan modal usaha. Paslon nomor 2 menyediakan program penyediaan 50 ribu lapangan kerja dan wirausaha muda serta menyediakan Rp 100 miliar untuk pinjaman tanpa bunga tanpa agunan atau jaminan. 

Selain itu, Cabup Dadang Supriatna berhasil menyampaikan berbagai pencapaiannya seperti keberhasilan menaikkan APBD dari Rp 4,6 triliun menjadi Rp 7,4 triliun serta PAD dari Rp 960 miliar menjadi Rp 1,4 triliun hanya dalam kurun waktu 3 tahun selama dirinya menjabat Bupati Bandung periode pertama . 

"Paslon nomor urut 2 menjawab pertanyaan dan memberi argumen dengan baik dan berbasis data. Hal ini karena Cabup petahana Dadang Supriatna memiliki pengalaman empirik nyata sehingga ketika menyampaikan gagasan mudah dipahami," ungkap Prof Widya. 

Selain itu yang menarik, cabup nomor 1 Sahrul sempat terpancing emosinya ketika Dadang Supriatna mengomentari bahwa jawaban yang disampaikan Sahrul Gunawan tidak nyambung dengan pertanyaan. Bahkan Gungun Gunawan, cawabupnya sampai harus menepuk-nepuk pundak Sahrul untuk menenangkan. 

Hal ini berbeda dengan Cabup nomor urut 2 Dadang Supriatna yang tampak tenang dari awal hingga akhir. Bahkan ketika diserang balik Sahrul, dengan tenang Kang DS hanya meresponnya dengan memberikan senyuman lebar. 

"Saya surprise karena Pak Dadang Supriatna sangat tenang saat menjawab pertanyaan dan argumen. Walau diserang, beliau tetap tenang dan taktis dalam menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan-pertanyaan," ungkap Prof Widya. 

Selanjutnya yang menarik dan harus dicermati oleh masyarakat Kabupaten Bandung, lanjut Prof Widya, adalah ketika sesi closing statment menjelang akhir debat. 

Saat closing statment, Sahrul Gunawan dengan terbuka menyebut nama bupati sebelumnya Dadang Naser yang juga menantu Obar Sobarna. Dadang Naser pernah berkuasa selama 10 tahun, melanjutkan kepemimpinan sang mertua Obar yang juga berkuasa 10 tahun. 

Sementara paslon 2 menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan kondusifitas Kabupaten Bandung. Kang DS mengajak masyarakat agar tidak menyebarkan berita bohong, yang memecah belah. 

"Saat Kang DS menyampaikan closing statement, pesan utamanya adalah keguyuban dan persatuan warga Kabupaten Bandung," ungkap Prof Widya. (**)

Tombol Google News

Tags:

Debat pilbup bandung pilkada kab bandung KPU kpu kab bandung cabup bandung DADANG SUPRIATNA