Pemerataan Pendidikan Dinilai Masih Jadi PR di Kota Batu, Ini Solusi yang Ditawarkan Paslon Guru

Jurnalis: Sholeh
Editor: Mustopa

30 Oktober 2024 19:12 30 Okt 2024 19:12

Thumbnail Pemerataan Pendidikan Dinilai Masih Jadi PR di Kota Batu, Ini Solusi yang Ditawarkan Paslon Guru Watermark Ketik
Firhando Gumelar saat bersama Gus dan santri. (Foto: Tim Guru)

KETIK, BATU – Ahli Politik dan Kebijakan Publik Universitas Brawijaya, Andhyka Muttaqin memberikan perhatian lebih pada salah satu masalah pendidikan di Kota Batu.

Problem yang dimaksud yakni ketimpangan lembaga pendidikan negeri dan swasta. Menurutnya, kesenjangan ini terjadi mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga menengah atas.

"Pemerataan standarisasi kualitas pendidikan harus dilakukan. Dengan demikian, bisa berharap lulusan sekolah di Kota Batu memiliki intelektualitas yang baik karena semua mendapatkan fasilitas belajar yang baik," kata Andhya ketika dihubungi awak media, Rabu 30 Oktober 2024.

Andhyka menjelaskan, kesenjangan antara sekolah satu dengan lainnya merupakan masalah serius yang harus ditangani jika ingin meningkatkan indeks pendidikan di Kota Batu. Menurutnya indeks pendidikan di Kota Batu masih tertinggal dari banyak daerah lain di Jatim. 

"Salah satu caranya adalah pemerataan fasilitas pendidikan yang berstandar di semua wilayah Kota Batu menyesuaikan dengan populasi yang ada," terangnya.

Andhyka menilai, problem tersebut merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Walikota Batu terpilih nanti. Sebab, pemerataan standarisasi pendidikan di Kota Batu merupakan kebutuhan yang bisa meningkatkan semua aspek kehidupan masyarakat Kota Batu.

Bagi Andhyka, pemerataan standarisasi kualitas pendidikan tersebut di antaranya aksesibilitas. Hal ini bertujuan agar anak-anak Kota Batu mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam mengakses pendidikan.

Langkah itu akan merangsang dan menarik minat anak usia produktif untuk terus bersekolah. Sehingga ke depan, tidak ada lagi anak-anak di Batu yang putus sekolah dan memilih bekerja sebelum menuntaskan wajib belajar 12 tahun atau bahkan sampai ke perguruan tinggi.

"Pendidikan merupakan kebutuhan fundamental karena dapat mencetak generasi penerus bangsa dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas," urainya.

Sementara itu, Calon Walikota Batu nomor urut 2, Firhando Gumelar mengakui bahwa masalah pendidikan di Kota Batu harus bisa diselesaikan dengan baik.

Apalagi jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik Rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk berusia 25 tahun ke atas di Kota Batu sebesar 9,85 tahun pada 2023.

"RLS tersebut menunjukkan rata-rata penduduk Kota Batu hanya sekolah sampai jenjang kelas IX atau kelas 3 SMP," kata Paslon yang bernomor urut 2 itu.

Firhando menilai, dengan pemerataan sarana, prasarana, dan kualitas pendidikan, RLS di Kota Batu akan semakin meningkat. Ketika RLS sudah di angka 12 tahun, maka SDM di Kota Batu akan lebih unggul. Menuju jenjang kuliah jauh lebih mudah.

Apalagi dirinya sudah mencanangkan program 1 KK 1 Sarjana. Dengan semakin banyak jumlah sarjana berkualitas di Kota Batu, taraf hidup dan ekonomi masyarakat Kota Batu secara otomatis akan meningkat, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bisa terwujud.

"Ini relate dengan program pendidikan yang dicanangkan paslon Guru (Gumelar-Rudi), yakni wajib belajar 12 tahun dan 1 KK 1 sarjana. Dengan latar belakang pendidikan yang baik, intelektualitas seseorang juga baik," tegasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kota Batu Paslon Guru Firhando Gumelar- Rudi< Pilkada 2024 Pendidikan