Pasien RSUD Sidoarjo Barat Kian Membeludak, Imbas Pemutusan Kerja Sama BPJS Kesehatan dan RS Anwar Medika

Editor: Fathur Roziq

16 Januari 2024 02:13 16 Jan 2024 02:13

Thumbnail Pasien RSUD Sidoarjo Barat Kian Membeludak, Imbas Pemutusan Kerja Sama BPJS Kesehatan dan RS Anwar Medika Watermark Ketik
Suasana antrean pasien yang menunggu obat di RSUD Sidoarjo Barat pada Jumat (12/1/2024). Manajemen RSUD Sidoarjo Barat berupaya tetap menjaga dan meningkatkan layanan. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Wajah-wajah murung mewarnai antrean pasien dan keluarganya di lantai I RSUD Sidoarjo Barat. Ada yang mengantre obat di apotek. Ada pula yang hendak menuju tempat pendaftaran pasien. Para pengantar memilih duduk di luar. Ruangan penuh. Jumlah pasien melonjak.

Lonjakan pasien di RSUD Sidoarjo Barat itu terjadi sejak akhir Desember 2023. Sebagai dampak pemutusan kerja sama antara BPJS Kesehatan dan RS Anwar Medika, Balongbendo, Sidoarjo, yang berlaku sejak 1 Januari 2024. Antrean pasien rawat jalan, rawat inap, sampai operasi pun meningkat.

”Pasien yang masuk ruang operasi semakin banyak. Dari biasanya 20 pasien. Sekarang bisa sampai 40 pasien setiap hari,” kata Direktur RSUD Sidoarjo Barat dr Abdillah Segaf Al Hadad saat melihat antrean pasien pada Jumat (12/1/2024).

Dokter Abdillah terus memonitor peningkatan kunjungan pasien RSUD Sidoarjo Barat yang dia pimpin. Sejak dari luar sudah terlihat kendaraan penuh. Baik motor maupun mobil. Rumah sakit yang diresmikan pada 2022 itu benar-benar disambut baik masyarakat.

Saat melihat ruang farmasi dan ruang-ruang poli layanan, pasien juga penuh. Baik pasien, anak, remaja, dewasa, sampai lansia. Yang dominan pasien dengan penyakit jantung dan saraf.

”Kami tidak bisa menolak pasien. Sebisa mungkin pasien yang datang ke sini tetap kami layani dengan baik,” ucap dr Abdillah.

Dengan kenaikan kunjungan pasien ini, RSUD Sidoarjo Barat melakukan berbagai upaya agar pelayanan bisa terus meningkat. Walaupun, jumlah pasien melebihi kapasitas tenaga dan peralatan yang dimiliki RSUD Sidoarjo Barat. Apa pun kondisinya dr Abdillah berusaha agar RS milik Pemkab Sidoarjo itu tetap menjaga layanan dengan baik.

”Di ruang tunggu sudah ditambah kursi antrean oleh manajemen. Agar pasien yang hendak berobat bisa sudah antre dengan nyaman,” jelas dr Abdillah.

Strategi lainnya ialah mengatur penggunaan ruang rawat inap. Pasien rawat inap dengan kondisi mulai membaik atau dimungkinkan rawat jalan, dipersilakan pulang. Tujuannya, antrean pasien lain yang membutuhkan rawat inap dapat segera mendapatkan kamar.

Manajemen RSUD Sidoarjo Barat, lanjut dr Abdillah, juga sudah pindah ruang kerja ke gedung belakang. Gedung baru itu selesai dibangun pada 2023. Ruang kantor, administrasi, ruang pimpinan, sampai aula rumah sakit sekarang bisa digunakan untuk menambah ruang pelayanan. Termasuk, untuk ruang rawat inap pasien.

Bagaimana soal kekurangan tenaga dan peralatan?

”Kami telah bersurat ke beberapa perguruan tinggi untuk meminta dokter spesialis agar bisa jadi dokter tamu di sini. Karena kalau menunggu dokter spesialis berstatus ASN, butuh waktu lama,” ungkap dr Abdillah.

Selain itu, RSUD Sidoarjo Barat juga kekurangan tenaga perawat. Jumlah perawat yang ada saat ini tidak mampu melayani lonjakan jumlah pasien yang terus meningkat setiap hari. Tambahan perawat dari PPPK juga belum cukup.

Solusinya, lanjut dr Abdillah, RSUD Sidoarjo Barat telah melaporkan kekurangan tenaga itu ke Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhlor. Dalam waktu dekat Gus Muhlor segera membahasnya dengan asisten 1 Setda Pemkab Sidoarjo. Sebab, jika langsung merekrut tenaga honorer, itu tidak bisa. Ada aturan yang melarang.

”Mungkin nanti menggunakan peraturan bupati khusus rekrutmen tenaga perawat melalui BLUD. Jadi, biayanya tidak membebani APBD Sidoarjo,” tegas dr Abdillah. (*)

Tombol Google News

Tags:

RSUD Sidoarjo Barat dr Abdillah Gus Muhdlor layanan kesehatan RS Anwar Medika Pemkab Sidoarjo Lonjakan Pasien