KETIK, JEMBER – Masjid Roudhotul Muchlisin merupakan salah satu masjid megah di Jember. Banyak masyarakat singgah untuk beribadah atau mengikuti kajian yang dilakukan di masjid.
Dengan serangkaian kegiatan keagamaan yang dilakukan di lingkungan Masjid Roudhotul Muchlisin, banyak warga berdatangan untuk menghabiskan waktu sore terutama di bulan Ramadan.
Mahrus selaku ketua Takmir Masjid mengatakan jika di luar bulan Ramadan rutin mengadakan kajian keagamaan. Seperti kajian pagi setelah waktu dhuha, kajian siang setelah salat dzuhur, pendidikan dan hafalan Alquran, serta kelompok-kelompok pengajian.
Saat memasuki bulan Ramadan, ada beberapa tambahan kegiatan yang mewarnai bulan suci ini. Yaitu kajian sore menjelang buka puasa, bagi-bagi takjil, salat tarawih, tadarus, lomba tahfidz pada malam ganjil, dan salat berjamaah saat qiyamul lail.
Setiap hari menjelang waktu buka puasa, Ketua Takmir Masjid Roudhotul Muchlisin menghadirkan kajian. Kajian sore diisi oleh Gus Fijaun, seorang pemuka agama yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Jember.
Banyak warga yang berdatangan untuk menunaikan ibadah di Masjid Roudhotul Muchlisin, apalagi saat 10 hari terakhir Ramadan. “Jamaah itu banyak, membeludak. Sampai tempat parkir itu memenuhi sampai ke luar jalan,” tutur Mahrus.
Ia mengatakan jika jumlah jamaah masjid tahun ini tidak banyak berubah dengan tahun sebelumnya ketika dilanda pandemi. Menurutnya animo masyarakat tetap tinggi untuk melaksanakan ibadah di Masjid Roudhotul Muchlisin.
“Ketika pandemi tidak terlalu signifikan perubahannya. Cuma kita hanya mengatur jarak dan protokol kesehatan tetap kita lakukan,” terang pria yang juga seorang dosen di UIN KHAS Jember.
Namun, saat ini jumlah takjil yang disiapkan untuk jamaah terdapat perubahan. Pada tahun-tahun sebelumnya, sebanyak 400-500 takjil. Sementara tahun ini hanya terdapat 100 takjil saja yang disiapkan di Masjid.
Ia mengaku jika takjil yang dibagikan ini merupakan pemberian dari Bupati Jember Hendy Siswanto. Mengingat masjid ini pembangunannya didukung penuh sejak sebelum Hendy menjabat sebagai bupati.
“Karena beliau (Bupati Jember Hendy Siswanto) itu miliknya orang Jember, jadi ini dibagi-bagi,” pungkas Mahrus.(*)
