Membangun Iklim Pendidikan Generasi Unggul di Tengah Perubahan

Editor: Mustopa

1 Agustus 2024 12:00 1 Agt 2024 12:00

Thumbnail Membangun Iklim Pendidikan Generasi Unggul di Tengah Perubahan Watermark Ketik
Oleh: Dyah Pikanthi Diwanti*

Tantangan dalam membangun generasi di masa depan semakin menarik perhatian bersama. Tidak hanya orang tua, namun berbagai pihak yang menjadi ruang interaksinya juga ikut mempersiapkan. Bagaimana tidak, setiap masa terdapat generasi yang bertumbuh. Ragam fenomena menyertai dalam tumbuh kembangnya generasi. 

Mereka memiliki fase pertumbuhan, pengalaman dan ragam interaksi yang membentuk pembiasaan di masanya sehingga keberadaan mereka akrab dikenal karena kekhasan yang menyertai. Generasi unggul merupakan generasi yang memiliki kecakapan, kemampuan yang melebihi standar pada umumnya.

Tantangan masa depan salah satunya dengan mempersiapkan generasi yang kuat sebagaimana dalam QS An Nisa ayat 9 "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan generasi yang lemah".

Berbicara tentang generasi unggul pastinya akan merujuk pada satu gambaran tentang kualitas yang membentuknya baik secara jasmani maupun rohani, mental spiritualnya. Sehingga karakter yang kuat terbentuk dengan baik. Mempersiapkan generasi unggul artinya menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Hal ini dimulai dari menelusuri jejak perjuangan anak -anak remaja yang lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK dan setingkatnya) menuju jenjang Perguruan Tinggi sangat menggugah inspirasi. Terlebih lagi saat anak -anak remaja ini menceritakan ragam cita-citanya untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Inilah tahapan awal yang perlu untuk dicermati bersama bahwa fenomena ini banyak ditemui di ruang terdekat sekitar kita. Cita-cita membangun daerah maupun negara menjadi milik bersama. Namun bagaimana dengan realitas yang menyertai langkah generasi saat ini. Apakah sudah mendapat ruang apresiasi yang sesuai dengan harapan bersama? 

Membangun generasi/sumber daya manusia artinya membangun ruang di mana mereka belajar dengan kesempatan yang dimiliki. Ada banyak hal yang perlu untuk dikelola bersama dalam mengawal dinamika pembelajaran saat ini. Kebutuhan bagi generasi tentunya menjadi bagian yang diperjuangkan bersama.

Dalam pasal 31 UUD 1945 tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia terkait bidang pendidikan disebutkan bahwa pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Dan hal ini pun dipertegas dengan adanya pasal yang berkenaan dengan konstitusi sosial dimana fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dipelihara oleh negara serta bagaimana memenuhi hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak disebutkan pada pasal 34 UUD 1945.

Untuk itu, maka dapat dipertegas kembali bahwa pemenuhan hak anak akan pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang semestinya dipenuhi sebagai warga negara selain hak atas pengasuhan/ pengayoman dan hak akan kesehatan. Ragam aktifitas hadir menyoroti fenomena yang ada di masyarakat terkait pemenuhan hak atas pendidikan.

Instansi, organisasi maupun kelembagaan baik yang bersifat sosial maupun pemerintah membuka kesempatan melalui ragam program beasiswa dan program pelatihan keterampilan lain yang mendukung kompetensi generasi unggul. Selain itu, bagi generasi mempersiapkan diri terhadap perubahan yang menyertainya juga perlu adanya penyikapan yang baik dan bijak.

Bangsa Indonesia memiliki cita-cita besar dalam menguatkan langkah generasi. Merujuk pada kandungan pembukaan UUD 1945, terdapat cita-cita untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Kandungan ini menegaskan bahwa banyak hal yang mendasari gerakan dari generasi; pelangsung cita-cita sekaligus penggerak bangsa ini. Kesiapan untuk menghadapi perubahan sangat penting bagi siapapun termasuk generasi. Adanya kesiapan terhadap perubahan tersebut tidak lepas dari rangkaian budaya yang  berjalan.

Kondisi ini akan membawa generasi mau tidak mau mempersiapkan untuk membuat strategi apa yang mampu membuatnya bertahan, membuat inovasi bahkan terobosan baru di tengah perubahan.

Ada tiga hal yang menjadi motivasi bersama untuk menggerakkan generasi/ SDM unggul. Pertama, membangun kemauan dan kemampuan generasi untuk tidak menyerah pada keadaan sepahit apapun itu. Hal ini mengandung makna dimanapun dan bagaimanapun generasi dengan ragam tantangan tetaplah fokus pada kemajuan dan potensi yang dimiliki, mampu menjadikan kekuatan internal yang dimiliki menjadi pilar bersama dalam membangun kepercayaan.

Semua memiliki kondisi yang beragam baik  di kota maupun di pedusunan memiliki kekuatan masing-masing yang mampu menggerakkan generasi untuk bertumbuh dalam potensi yang dimiliki serta cita-cita yang menguatkan. Selain itu menjadikan terbukanya pola komunikasi bahwa generasi mampu beradaptasi dengan lingkungan yang menyertai. Tangguh dalam situasi yang beragampun hadir dalam lika-liku perjalanan sebagai rekam jejak dalam berproses.

Kedua, membangun generasi untuk memiliki sikap mental yang positif. Hal ini mendasari lahirnya generasi yang kuat secara keilmuan/ wawasan serta ketaqwaan. Sikap mental diperlukan bagi generasi seperti membangun kesadaran dalam upaya membenahi akan pentingnya kontribusi apa yang akan mereka berikan untuk memajukan daerahnya serta upaya dalam menyikapi ragam perbedaan.

Sebagaimana saat ini semakin majunya teknologi sebaran akan informasi yang cepat mampu membawa ragam perubahan bagi generasi. Bagaimana menyikapi adalah upaya yang diharapkan mampu menangkal arus informasi yang tidak sesuai yang mengarah pada perpecahan dalam konflik yang tidak menyehatkan.

Ketiga, membangun generasi untuk belajar pengetahuan dan keahlian. Hal ini menyiratkan bahwa kompetensi atau keahlian sudah menjadi satu cita-cita para pendiri bangsa dalam membangun generasi ke depan. Fenomena ini dikuatkan bagaimana di masa pejuang bangsa membuka ruang belajar dengan keterampilan yang dimiliki sebut saja pada masa R.A Kartini di mana kegiatan perempuan saat itu dalam geliat keterampilan seputar keterampilan rumah tangga seperti menjahit, membuat kerajinan tangan dan hal serupa lainnya mampu diteruskan generasi saat ini dalam menyalurkan minat bakat yang beragam.

Hal penting tentang keterampilan generasi tersebut terangkum dari surat-surat R.A Kartini yang mengungkapkan perlunya generasi berwiraswasta agar menjadi ahli dibidangnya. Narasi masa kini sekali lagi tidak terlepas dari sejarah panjang kontribusi pejuang bangsa.

Upaya perjuangannya belumlah tuntas sebab harapan terus mengalir bagi generasi. Contohnya saat ini banyak ragam pilihan kompetensi generasi yang dapat dilihat dari profil lulusan maupun alumni yang hadir ditengah masyarakat yang diharapkan mampu berperan sesuai dengan bidangnya serta membangun jejaring yang luas.

Bagi generasi unggul, cita-cita menjadi satu ghiroh yang tak putus dilekang masa. Sebab internalisasi nilai yang terpatri dari ide/ gagasan serta semangat generasi unggul akan terus hidup dan menjadi spirit bagi generasi berikutnya untuk semakin berbenah. Semoga

*) Dr Dyah Pikanthi Diwanti, SE, MM adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)
     

Tombol Google News

Tags:

opini Dyah Pikanthi Diwanti Generasi Unggul