Melihat Pembangunan Partisipatif dan Loyalitas Wisatawan Menurut Dua Profesor UB

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: M. Rifat

18 Juni 2023 12:05 18 Jun 2023 12:05

Thumbnail Melihat Pembangunan Partisipatif dan Loyalitas Wisatawan Menurut Dua Profesor UB Watermark Ketik
Prof. Abdullah Said (kanan) dan Prof. Ananda Sabil Hussein (Kiri) usai memaparkan gagasannya di Gedung Samantha Krida, (18/6/2023). (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Dua profesor baru Universitas Brawijaya (Ub) membahas persoalan tentang pembangunan partisipatif yang melibatkan masyarakat dan loyalitas wisatawan menuju wisata berkelanjutan.

Mereka adalah Prof. Dr. Drs. Abdullah Said dari bidang Ilmu Perencanaan Pembangunan dan Prof. Ananda Sabil Hussein di bidang Ilmu Manajemen Pemasaran.

Prof. Abdullah Said menyoroti perlunya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Sering kali pembangunan di daerah hanya mengikuti pendekatan prosedural tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat.

Menurutnya, partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan.

"Pembangunan yang direncanakan, hakikatnya untuk masyarakat. Banyak kegagalan pembangunan disebabkan karena tidak melibatkan substansi masyarakat," ungkap profesor dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB, Minggu (18/6/2023) di Gedung Samantha Krida.

Ia mencontohkan pembangunan partisipatif pada pengelolaan sampah di Kota Malang. Salah satu kelompok masyarakat bahkan berhasi melakukan budidaya cacing yang menghasilkan berkat pengelolaan sampah.

"Dengan mengangkat partisipasi masyarakat, mulai perencanaan sampai evaluasi, akhirnya terlibat dan berhasil. Bukan hanya dijadikan pupuk, sampah juga sebagai bahan makanan, yaitu budidaya cacing," ujarnya.

Foto Keempat profesor baru Universitas Brawijaya yang akan dilantik Senin besok (foto: Lutfia/ketik.co.id)Keempat profesor baru Universitas Brawijaya yang akan dilantik Senin besok (foto: Lutfia/Ketik.co.id)

Ia sepakat bahwa pendekatan partisipatif dalam pembangunan lebih berhasil jika masyarakat terlibat. Bukan hanya dalam pelaksanaan namun juga pada setiap tahap perencanaan dan implementasi program.

"Dari keunggulan ini, dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi pembangunan. Sehingga program yang dihasilkan akan melekat pada apa maunya masyarakat," lanjutnya.

Sementara itu, Prof. Ananda Sabil Husein mengamati bahwa banyak destinasi wisata baru yang muncul namun hanya bertahan dalam waktu singkat. Dalam pandangannya, pariwisata bukan hanya memberikan barang dan jasa kepada wisatawan, tetapi juga pengalaman yang mereka bawa pulang.

"Berdasarkan kajian manajemen pemasaran, konsep loyalitas sangat mungkin diterapkan sebagai daya tarik wisata. Wisatawan akan mengunjungi kembali dan getok tular. Kalau ingin wisata keberlanjutan, maka harus punya cara bagaimana wisatawan ingin datang kembali dan menyebarkan keinginan itu," ungkap profesor aktif ke-13 Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) itu.

Berdasarkan kajiannya, Prof. Sabil menuturkan wisatawan yang puas akan pengalaman yang didapat, cenderung akan kembali untuk berkunjung. Maka dari itu pelaku maupun pengelola tempat wisata harus memiliki inovasi untuk memberikan pengalaman baru kepada wisatawan.

"Proses stimulus itu adalah pengalaman, bisa berasal dari interaksi wisatawan dengan pengelola, atau sesama wisatawan. Juga komponen psikologikal lainnya, bisa menciptakan keterikatan emosional. Dengan begitu baru menciptakan perilaku loyal, ingin datang kembali dan menggetok tulangkan wisata tersebut," sambungnya.

Sebagai informasi, Prof. Ananda Sabil Hussein dan Prof. Abdullah Said akan dikukuhkan sebagai profesor baru bersama Prof. Rachmat Kriyantono dan Prof. Surjono. Pengukuhan tersebut akan diselenggarakan pada Senin (19/6/2023) besok di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Profesor baru UB Universitas Brawijaya Pengukuhan Profesor Malang