Malam Ini Arek Suroboyo Debat dengan Sejarawan Belanda yang Tuduh Bung Tomo Penjahat Perang

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Muhammad Faizin

9 November 2023 16:00 9 Nov 2023 16:00

Thumbnail Malam Ini Arek Suroboyo Debat dengan Sejarawan Belanda yang Tuduh Bung Tomo Penjahat Perang Watermark Ketik
Ady Setiawan akan melakukan debat dengan Sejarahwan Belanda, Kamis (9/11/2023). (Foto:dokumen pribadi)

KETIK, SURABAYA – Ady Setyawan, pendiri komunitas sejarah Roodebrug Soerabaia malam ini akan melakukan debat di Gedung deBalie Amsterdam. Pria asal Surabaya ini akan mewakili sejarawan Indonesia untuk melakukan debat terkait tuduhan sejarawan Belanda yang menyebut Bung Tomo seorang penjahat perang dan pelaku pembantaian di Balai Pemuda pasca proklamasi 1945. 


"Betul mas, malam ini akan menjalani debat kalau di Indonesia debat ini akan terjadi jam 2 pagi. Dimana saya akan meluruskan adanya informasi yang salah dari sejarawan Belanda yang menyebutkan jika Bung Tomo merupakan penjahat perang," ungkap Ady saat dihubungi melalui pesan singkat Whatsapp, Kamis (9/11/2023).

Ady akan menunjukkan bukti terkait pertempuran di Surabaya serta menepis tuduhan atas Bung Tomo sebagai penjahat perang dan pelaku pembantaian yang dilakukan sejarawan Belanda.

Ady mengatakan, peristiwa Simpang Balai Pemuda Surabaya dikenal dengan tempat pembantaian oleh sejarawan Belanda. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1945, atau setelah perobekan bendera di Hotel Yamato Surabaya, yang saat ini dikenal Hotel Majapahit.

"Sejarawan Belanda selama ini keliru mengartikan perjuangan Arek-Arek Suroboyo melawan para penjajah dan sekutu, ini disalah artikan," ungkapnya.

Sedangkan tuduhan tak berdasar kepada Bung Tomo sebagai penjahat perang dilakukan sejarawan asal Belanda. "Selama ini sosok Bung Tomo merupakan tokoh kemerdekaan asal Surabaya," ucap Ady.

Dalam sejarah Belanda, Bung Tomo dituduh sebagai pemimpin dari pembantaian yang berada di Simpang. Namun, nyatanya Bung Tomo dalam peristiwa tersebut merupakan korban penculikan dan penculiknya juga mengakui hal tersebut, lanjutnya.

"Sutomo digambarkan sebagai orang yang jahat oleh Belanda karena saat itu (tahun 1945) dia mempunyai media radio. Dia orang yang paling jos yang menggunakan media. Akhirnya itu disematkan ke Sutomo,” bebernya.

Ady membantah sosok Sotomo atau Bung Tomo ini memiliki sifat bengis atau kejam. Dalam mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo, Bung Tomo selalu meminta untuk tidak menyerang terlebih dahulu. "Jangan mulai menembak, jika mereka menembak maka baru kita balas menembak! Kita buktikan bahwa kita adalah benar-benar bangsa yang ingin merdeka," ucap Ady menirukan salah satu pidato Bung Tomo.

Sejarawan Roodebrug Soerabaia itu menegaskan, kalau akibat dari pemboman pasukan Inggris yang brutal di tahun tersebut, telah mengakibatkan lebih dari 15 ribu warga Surabaya meninggal dunia.

Oleh karenanya, pada debat besok, Ady akan membawa arsip dari kesaksian-kesaksian yang sudah diperoleh, baik dari saksi sejarah hingga para veteran yang terlibat perang Surabaya. Kesaksian-kesaksian tersebut juga akan dijadikan satu menjadi sebuah buku berjudul “Kesaksian dari Garis Depan” yang dia launching pada debat besok.

"Jadi itu ditulis mulai tukang becak, kuli bangunan, semua yang terlibat itu menuliskan. Nah, arsip-arsip ini ya kita bawa setelah tentunya kita melakukan triangulasi data ya. Crosscheck kesaksian ini cukup valid atau tidak. Kalau sudah kita rasa sudah triangulasi, oke ya udah kita nanti bawa disitu sebagai arsip juga,” bebernya.

Ady juga mengajak masyarakat khususnya generasi muda untuk mengenal Kota Surabaya sebagai kota pahlawan. “Karena dengan mengenali kota, kita akan lebih mencintai negeri ini,” jelasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Bung Tomo Hari Pahlawan Belanda Sekutu Bung Tomo Bukan Penjahat Perang deBalie Amsterdam Roodebrug Soerabaia peristiwa Simpang Balai Pemuda Surabaya Kesaksian dari Garis Depan