Lithium dan Stronsium, Misteri Lumpur Lapindo Sidoarjo

Jurnalis: Kuncoro S.
Editor: Rudi

21 Januari 2023 08:45 21 Jan 2023 08:45

Thumbnail Lithium dan Stronsium, Misteri Lumpur Lapindo Sidoarjo Watermark Ketik
Semburan lumpur Lapindo yang sejak 2006 sampai sekarang belum berhenti. (Foto: Google)

KETIK, SIDOARJO –  Pemerintah hingga kini masih menyelidiki semburan lumpur Lapindo yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Semburan lumpur Lapindo tersebut kali pertama terjadi pada 16 Mei 2006. Hal ini merupakan musibah terbesar di negeri ini.

 Para pakar dan ahli geologi belum memastikan kapan semburan lumpur Lapindo berakhir. Berbaagai upaya telah dicoba belum juga membuahkan hasil. Dicoba penutup semburan secara teknis termodern maupum secara mistis belum juga bisa menutup semburan lumpur yang maha dasyat tersebut.

 Kapan semburan lumpur Lapindo akan berakhir ? Semua pihak belum bisa memberikan jawaban yang pasti. Namun lumpur Lapindo Sidoarjo itu banyak menyimpan mesteri yang perlu diungkap.

 Nah, mesteri apakah ? Yang jelas Misteri 'harta karun' berupa kandungan mineral kritis berupa lithium dan stronsium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo perlahan mulai terungkap. Badan Geologi Kementerian ESDM sudah mengindikasikan adanya kandungan lithium dan stronsium di Lumpur tersebut.

Dari catatan Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat untuk kandungan lithium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo itu kadarnya mencapai 99 - 280 PPM. Sementara untuk stronsium kadarnya mencapai 255 - 650 PPM.

"Nah ini terus kami update datanya karena untuk tahun 2022 masih dalam analisis di laboratorium kami," ungkap Heriyanto, kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, salah satu awak jurnalis beberapa waktu yang lalu.

 Dia menyebutkan, lithium menjadi salah satu mineral langka yang berguna untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Sementara stronsium untuk bahan baku industri elektronik.

 Seperti diketahui, untuk mencari lithium dalam pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam perhelatan KTT G20 di Bali beberapa waktu sampai merayu Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk bekerja sama memproduksi baterai mobil listrik di Indonesia. Jokowi meminta Albanese untuk langsung membawa lithium ke Indonesia.

 "Saya hanya menawarkan kepada PM Anthony Albanese. Kita (Indonesia) punya nikel, kalau digabung bisa jadi baterai mobil listrik. Saya minta kepada PM Albanese untuk lithiumnya bisa dibawa ke Indonesia. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia," kata Jokowi dalam acara B20 Summit Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi membahas soal rencana hilirisasi dan industrialisasi bahan-bahan mentah yang dimiliki Indonesia. Strategi besar tersebut dijalankan Jokowi demi mendapatkan nilai tambah di dalam negeri, baik untuk pendapatan negara maupun penciptaan lapangan kerja.

"Sudah kita mulai dengan nikel dalam rangka membangun sebuah ekosistem besar baterai electronic vehicle (EV) atau baterai listrik untuk mobil listrik," ujarnya.

TANTANGAN MASA DEPAN

Badan Geologi Kementerian ESDM meyakini, dalam hal mengembangkan lithium dan stronsium di dalam negeri masih terdapat berbagai macam tantangannya. Menurut Hariyanto, pertama, terkait dengan infrastruktur industri berbasis baterai yang belum membutuhkan lithium untuk saat ini.

Kedua, belum ada aturan mengenai tata kelola lithium dan stronsium di dalam negeri. "Yang ketiga adalah permasalahan mendasar sebagaimana industri pengolahan umumnya belum diketahui secara pasti berapa jumlah potensi lithium tersebut," ungkap dia.

 Heriyanto mengatakan, yang dia sampaikan atas penemuan potensi lithium dan stronsium masih sebatas kandungan yang sedang dianalisis. "Sehingga ini sulit menarik investor untuk membangun industrinya. Tentu ini tantangan untuk mendetailkan atau menindaklanjuti apa yang kita temukan di Lumpur Lapindo, Sidoarjo," tandas Hariyanto.

Sebagai cacatan, area Lumpur Lapindo sekarang banyak dikunjunngi masyarakat. Bukan hanya dari Sidoarjo saja, tapi masyarakat yang menuju Malang, tidak melalu jalan tol, banyak yang menyempatkan melihat semburan lumpur yang kini terlihat sudah mengecil. 

 Semburan lumpur Lapindo telah memporakporandakan kehidupan di desa desa yang terkena dampak semburan. Warga di desa yang terkena dampak saat melihat semburan lumpur di atas tanggul hanya terdiam sejenak. Semua sudah menjadi kenangan, tutur Cak Naimin, salah seorang yang desanya kena dampak semburan lumpur Lapindo (*)

Tombol Google News

Tags:

Lithium Stronsium misteri lapindo