KETIK, BANDUNG – Calon Bupati Bandung nomor 2 Dadang Supriatna mengungkapkan kisah suksesnya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan APBD Kabupaten Bandung secara signifikan dalam tempo 3,5 tahun menjabat Bupati Bandung di periode pertama.
Dalam kurun waktu tersebut, PAD Kabupaten Bandung yang awalnya hanya sebesar Rp960 miliar, naik signifikan menjadi Rp1,5 triliun. Sementara APBD Kabupaten Bandung yang awalnya hanya Rp4,6 triliun, meningkat pula secara signifikan menjadi Rp7,5 triliun.
Cabup petahana yang akran disapa Kang DS ini lebih lanjut menguraikan tips suksesnya saat Pemantapan Koordinator TPS se-Kecamatan Katapang, di Kampung Buhun, Junti Hilir RT 01/02, Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Sabtu (19/10/2024).
Pertama, sebut Kang DS, dirinya konsen akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai Bupati Bandung. Setelah terpilih menjadi Bupati Bandung, maka pekerjaannya sebagai pengusaha pun ia tinggalkan dan mewariskannya kepada anak pertamanya.
Kedua, silaturahmi dan komunikasi dengan para anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jawa Barat II Kabupaten Bandung. Saat terpilih menjadi Bupati Bandung, Dadang Supriatna langsung mengumpulkan nama anggota DPR RI asal Kabupaten Bandung. Bahkan tak sungkan ia pun mencari nomor WA dari para legislator yang bersangkutan.
Setelah itu ia mengumpulkan para anggota DPR RI tersebut dalam satu kesempatan. Mereka antara lain Cucun Ahmad Syamsurijal, Dede Yusuf, Ahmad Najib Qodratullah, Anang Susanto, Rachel Maryam dan yang lainnya.
"Kenapa PAD dan APBD bisa meningkat banyak? Dengan ngobrol, jangan ego sektoral, bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan baik bersama para anggota DPR RI asal Kabupaten Bandung," ungkap Kang DS.
Dengan konsentrasinya dalam melayani masyarakat Kabupaten Bandung secara maksimal, Kang DS pun berhasil merealisasikan janji politik dan program-program kerjanya.
Satu lagi, pada kesempatan tersebut Kang DS juga mengungkapkan apa yang ia lakukan bersama Ali Syakieb di masa kampanye ini bukan sekadar sosialisi pencalonan dan menggalang dukungan. Tapi juga belanja isu dengan turun langsung ke lapangan menjaring aspirasi dari masyarakat.
"Kami juga belanja isu di tengah masyarakat. Setelah belanja isu atau belanja masalah, maka dari situ kita bisa mengambil tindakan atau kebijakan untuk menemukan solusi dari masalah tersebut, melalui program baik yang sifatnya rutin atau reguler atau program yang sifatnya sesuai aspirasi masyarakat," jelas Kang DS.(*)