Kenaikan Permintaan Akhir Tahun Picu Inflasi Kota Malang

Jurnalis: Nata Yulian
Editor: Irwansyah

3 Januari 2023 08:03 3 Jan 2023 08:03

Thumbnail Kenaikan Permintaan Akhir Tahun Picu Inflasi Kota Malang Watermark Ketik
Ilustrasi inflasi. (Foto: Istimewa)

KETIK, MALANG – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 0,58% (mtm).

Dengan demikian, selama tahun 2022 inflasi Kota Malang tercatat sebesar 6,45% (yoy), lebih rendah dari inflasi Provinsi Jawa Timur yang sebesar 6,52% (yoy), namun lebih tinggi dari Nasional yang tercatat sebesar 5,51% (yoy).

Secara spasial, inflasi Kota Malang menempati urutan ketiga tertinggi di Jawa Timur setelah Jember dan Surabaya.

Inflasi periode Desember 2022 didorong oleh kenaikan harga yang terjadi di berbagai kelompok pengeluaran dengan andil terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,45% (mtm), kelompok transportasi sebesar 0,06% (mtm) dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,05% (mtm).

Berdasarkan komoditasnya, inflasi didorong oleh kenaikan harga beras dengan andil 0,06% (mtm), telur ayam ras 0,06% (mtm), tomat 0,05% (mtm), cabai rawit 0,04% (mtm) dan emas perhiasan 0,04% (mtm). Kenaikan harga beras terjadi baik di tingkat penggilingan maupun tingkat konsumen seiring menipisnya pasokan beras yang tercermin dari semakin menipisnya Cadangan Beras Pemerintah (CBP), serta menurunnya luas panen dan produksi.

Kenaikan harga telur ayam ras dipicu oleh kenaikan biaya produksi akibat dampak penguatan dolar AS yang meningkatkan biaya bahan baku produksi pakan ternak di tengah meningkatnya konsumsi selama momen Nataru.

Lebih lanjut, pencairan program bantuan sosial sembako yang dirapel selama tiga bulan periode Oktober-Desember turut mengakselerasi harga telur ayam ras.

Kenaikan harga tomat dan cabai rawit terjadi seiring menipisnya pasokan akibat berkurangnya hasil panen di tengah curah hujan yang tinggi. Sementara kenaikan harga emas perhiasan mengikuti indeks emas dunia yang terpantau menguat.

Kenaikan harga emas terjadi setelah Tiongkok sebagai konsumen terbesar emas dunia, mengumumkan kebijakan pelonggaran mobilitas. 

Di kelompok transportasi, harga tiket angkutan udara mengalami peningkatan seiring peningkatan permintaan pada momentum libur sekolah, perayaan Natal dan jelang tahun baru.

Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga pada beberapa komoditas, seperti pisang dengan andil -0,02% (mtm), buah naga -0,01% (mtm), cabai merah -0,01% (mtm), batu bata -0,01% (mtm), dan sabun cair -0,01% (mtm).

Penurunan harga pisang, buah naga dan cabai merah seiring melimpahnya stok di tengah masih berlangsungnya musim panen.

Selanjutnya, inflasi di tahun 2023 masih perlu dicermati seiring masih adanya tantangan seperti tingginya harga pangan dan energi dunia akibat cuaca ekstrim maupun berlanjutnya konflik Rusia-Ukraina, yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi nasional maupun Kota Malang.

Meski demikian, Bank Indonesia memperkirakan inflasi tahun 2023 akan melandai dan lebih rendah dibanding tahun 2022. Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3,0% + 1%. (*)

Tombol Google News

Tags:

Inflasi Kota Malang