Kalaksa BPBD Jatim Minta Satgas PMK Tekan Penyebaran PMK

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Naufal Ardiansyah

31 Maret 2023 08:29 31 Mar 2023 08:29

Thumbnail Kalaksa BPBD Jatim Minta Satgas PMK Tekan Penyebaran PMK Watermark Ketik
Satgas PMK BPBD Jatim saat melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan. (Foto: Dok. BPBD Jatim)

KETIK, SURABAYA – Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto memastikan Satgas PMK terus melakukan langkah masif guna menekan laju penyebaran penyakit pada hewan ternak dengan melakukan penyemprotan disinfektan. 

Hal ini karena adanya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Jawa Timur. Berdasarkan Data per 28 Maret 2023 Situasi Penanganan PMK pada Ternak Provinsi Jatim sebanyak 28 ekor yang terpapar. 

Jumlah 28 ekor ternak yang terserang PMK berada di Gresik 16 ekor, Malang 5 ekor, Bojonegoro 3 ekor dan Mojokerto 4 ekor. Total kasus PMK di Jatim berjumlah 198.709 ekor yang tersebar di 38 kabupaten maupun kota. 

Dari total kasus itu, terbagi menjadi kategori ternak sakit 2.484 ekor, ternak mati 4.354 ekor, ternak sembuh 189.163 ekor, dan ternak potong paksa 2.708 ekor. 

Wilayah dengan kasus PMK tertinggi berada di Malang 19.467 ekor, Probolinggo 14.352 ekor, Jember 14.119 ekor, Lumajang 11.208 ekor, Ponorogo 10.847 ekor, Pasuruan 10.422 ekor dan Tuban 9.497 ekor kemudian diikuti wilayah lain seperti Blitar 7578 kasus, Sumenep 6459 kasus dan Bangkalan 6465 kasus. 

Ternak-ternak terjangkit PMK maupun ternak sehat juga telah mendapatkan vaksinasi dari dinas peternakan. Misal alokasi vaksin di Bangkalan sebesar 130.000 dosis dan telah disuntikkan 125.011 dosis vaksin atau setara 96 persen. 

Kemudian Malang mendapatkan alokasi vaksin 327.800 dosis dan telah disuntikkan 326.663 dosis atau setara 87 persen. Sedangkan Jember mendapat alokasi vaksin 156.900 dosis dan sudah disuntikkan 150.491 dosis atau setara 96 persen. 

Lalu capaian vaksinasi di Surabaya sudah mencapai 100 persen, Pacitan 99  persen, Tuban 92 persen, dan Bondowoso 109 persen. "Saya berharap saat lebaran nanti maupun hari biasa, stok daging di Jatim tetap tercukupi dan berasal dari hewan ternak yang sehat. Baik itu sapi maupun kambing yang disembelih," ujar Gatot saat memimpin apel Satgas PMK BPBD Jatim, Jumat (31/3/2023). 

Gatot melihat sejauh ini lalu lintas hewan ternak di perbatasan cukup kondusif karena telah melalui proses pemeriksaan ketat melalui surat-surat. Kemudian Satgas PMK BPBD Jatim juga melakukan penyemprotan disinfektan. 

Namun, hewan ternak tersebut kerap terjangkit PMK pada saat di pasar hewan atau memiliki kontak dengan hewan terjangkit. Satgas PMK BPBD Jatim sendiri terus berupaya mencapai target penurunan hingga nol kasus di seluruh wilayah. 

Dalam mencapai upaya tersebut, Satgas PMK juga bekerjasama dengan TNI, Polri dan relawan. Antara lain melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat, memberikan bantuan apabila ternak mati, penyemprotan disinfektan di pasar hewan serta mengadakan razia di perbatasan wilayah lalu lintas hewan ternak. 

Gatot Soebroto mengatakan, titik razia menyasar perbatasan dua provinsi di Jatim yaitu Jawa Tengah dan Bali. Razia ini melibatkan lintas institusi. Meliputi Satgas PMK BPBD, Polri dan Dinas Peternakan setempat. 

"Tiap hewan ternak yang mau masuk Jatim, ada tim yang memeriksa dari dinas peternakan. Lalu kami menyemprot disinfektan dan teman kepolisian melihat berkasnya apakah distribusi hewan itu sudah sesuai dengan dokumen-dokumennya atau belum," kata Gatot. 

Gatot mengakui jika lalu lintas hewan ternak memang cukup padat. Karena berdasarkan grafik, terjadi angka penurunan dan kenaikan cukup signifikan. 

Oleh karena itu, Satgas PMK BPBD Jatim terus melakukan penanganan dan pengendalian wabah di sejumlah daerah bersama lintas lembaga terkait. Antara lain dengan melakukan penyemprotan disinfektan, vaksinasi oleh dinas peternakan dan sosialisasi kepada peternak. (*)

Tombol Google News

Tags:

BPBD Jatim PMK Penyakit Ternak Peternakan Penanganan Virus