Jatim Jadi Provinsi Strategis di Pemenangan Pilpres, Ini Analisa Pakar Politik

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Muhammad Faizin

23 Oktober 2023 09:56 23 Okt 2023 09:56

Thumbnail Jatim Jadi Provinsi Strategis di Pemenangan Pilpres, Ini Analisa Pakar Politik Watermark Ketik
Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura. (Foto: Dok. Pribadi)

KETIK, SURABAYA – Dengan 32 juta pemilih yang akan mencoblos, Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu medan pertempuran pasangan capres-cawapres. Meraup suara sebesar-besarnya di wilayah ini akan memudahkan langkah ke Istana. 

Tiga capres, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, berebut pengaruh dengan sowan politik ke kiai-kiai maupun tokoh-tokoh yang ada di Jatim.  

Pakar Politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menilai Jatim adalah provinsi yang dinamis karena pemilihnya selalu berubah-ubah. 

"Perilaku memilih itu selalu terikat ruang dan waktu. Selalu dinamis dan bisa berubah-ubah," ujarnya pada Senin, (23/10/2023). 

Hasil empat Pilpres sejak 2004 hingga 2019 menunjukkan, pemenang Pilpres adalah pasangan yang juga unggul di Jawa Timur. 

"Suara di Jatim cukup besar dengan 32 juta pemilih biasanya tidak kurang 28 juta ke TPS dan itu memang sebagian besar punya relasi hampir 78% sebagai pemilih  nahdliyin baik yg masuk. Kategori tradisonal maupun yang rasional," rinci Surokim. 

Untuk bisa mengunci kemenangan di Jatim, menurut Surokim, para kandidat Capres - Cawapres dituntut untuk mampu memenuhi ekspektasi atau harapan dari masyarakat Jawa Timur. 

"Para kandidat kian dituntut untuk bisa, memenuhi harapan dan ekspektasi pemilih sebab bagaimanapun konteks Pemilu 2024 juga sudah berubah," paparnya. 

Jawa Timur sejak dulu merupakan basis NU, dan arah dukungan NU turut menentukan pilihan warga Jawa Timur. 

Meski seringkali NU tidak secara resmi mendukung salah satu pasangan dalam Pilpres, namun warga membaca keberpihakan para kiai NU dan menjadikannya salah satu pertimbangan dalam memilih. 

"Untuk bisa menang di Jatim yang notabene dan mayoritas pemilihnya nahdliyin tentu tidak sekadar NU, tetapi juga harus punya kapasitas dan kapabilitas," tutur dosen Ilmu Komunikasi UTM ini. 

Mau tidak mau, para capres-cawapres dan tim suksesnya harus memprioritaskan wilayah ini, karena Jawa Timur menjadi salah satu kunci kemenangan pilpres. 

"Kandidat yang punya modal lengkap, kian banyak yang bisa memenuhi harapan dan ekpsektasi tersebut, menurut saya kian potensial meraih elektoral di Jatim termasuk meraih suara dibasis pemilih nahdliyin," papar Surokim. 

"Memahami perubahan-perubahan pemilih agar bisa menerapkan stategi yang pas dan tentu saja menggunakan pendekatan gabungan agar tetap bs sesuai dengan faktor-faktor keterpilihan baik faktor sosiologis demografis, psikologi," imbuhnya. 

Mengenai pasangan Capres dan Cawapres menurut Surokim yang saat ini elektabilitas di Jatim cukup mencuri perhatian adalah pasangan Ganjar dan Mahfud MD. 

"Jika ditanya perhari ini ya mas Ganjar masih leading di Jatim, tetapi untuk 4 bulan ke depan hingga 14 Februari, Pemilu akan banyak variabel yg berpengaruh dan masih bisa berubah," pungkas Surokim. (*)

Tombol Google News

Tags:

Suara di Jatim pemilih Jawa Timur Capres cawapres Nahdiyin NU Ganjar Pranowo Anies Baswedan Prabowo Pakar Politik Surokim Universitas Trunojoyo UTM Pemilu Pilpres Analisa politik