Indonesia Diharapkan Masuk Aliansi Rusia, Iran, China dan Korea Utara Dorong Kemerdekaan Palestina

Jurnalis: Surya Irawan
Editor: Naufal Ardiansyah

9 Agustus 2024 04:34 9 Agt 2024 04:34

Thumbnail Indonesia Diharapkan Masuk Aliansi Rusia, Iran, China dan Korea Utara Dorong Kemerdekaan Palestina Watermark Ketik
Pengamat GeoPolitik Internasional Tengku Zulkifli Usman dalam diskusi daring Partai Gelora (Foto: Humas Partai Gelora)

KETIK, JAKARTA – Pengamat GeoPolitik Internasional Tengku Zulkifli Usman mengatakan, konflik antara Palestina-Israel baru bisa diakhiri asalkan dilakukan melalui pendekatan geopolitik, sebab berdirinya Israel merupakan hadiah dari Inggris hasil sekutu menang Perang Dunia (PD) I.

"Jadi soal Palestina ini, masalah klasik geopolitik, Inggris janji ke Yahudi mendirikan Israel usai sekutu menang Perang Dunia. Artinya, penyelesaiannya juga harus dengan pendekatan Geopolitik (GeoPolitical Approach)," kata Tengku Zulkifli Usman dikutip dari diskusi dari Partai Gelora, Kamis (8/8/2024). 

Menurutnya, Israel lahir dari rahim warisan kolonialisme barat yang settingannya sudah dilakukan sejak PD I. Sehingga apabila ingin menghilangkan Israel dari peta dunia juga harus dengan momentum geopolitik.

Namun, pendekatan geopolitik juga harus dipahami bahwa selama tatanan dunia masih seperti ini, dimana Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) masih didominasi Amerika Serikat (AS) dan aliansinya, maka Palestina akan sulit Merdeka.

*Sekarang perubahan dunia sedang menuju multipolar, sehingga memberikan secercah cahaya bagi peluang kemerdekaan Palestina," katanya.

Kekuatan multipolar aliansi Rusia, Iran, China dan Korea Utara ini telah melemahkan aliansi AS dan sekutunya. Perubahangeopolitik  ini menjadi momentum dan mengarah positif kepada kemerdekaan Palestina. 

"Disanalah Indonesia perlu banyak berperan, untuk memperkuat sistem multipolar dan mendorong banyak negara lain," katanya.

Indonesia, lanjutnya, harus bisa bangkit bersama-sama menentang ketidakadilan AS, Israel, dan seluruh sekutunya atas penghinaan terhadap nilai nilai kemanusiaan di seluruh tanah Palestina terutama Gaza, yang telah berlangsung lebih dari 70 tahun.
 
Anggota Dewan Pakar Prabowo-Gibran ini berharap Presiden terpilih Prabowo Subianto mengambil momentum ini untuk mempercepat kemerdekaan Palestina melalui landscape perubahan geopolitik global.

"Pendekatan geopolitik adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Momentum ini harus diambil Indonesia ke depan dibawah pimpinan Pak Prabowo," tegasnya.

Pakar Hukum Internasional, Universitas Indonesia Arie Afriansyah menambahkan, mudah-mudahan ke depan akan lebih banyak lagi negara yang mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, tidak hanya 143 negara saja, serta semakin sedikit negara yang abstain.

Dengan demikian, keberadaan negara Palestina yang didukung oleh perubahan geopolitik global akan semakin kuat dan nyata. 

Sehingga Isarel pun pada akhirnya diharapkan dapat menyadari tidak akan bisa lagi menguasai keseluruhan Semenanjung Palestina sebagai wilayah Israel.

"Dan Israel harus mengembalikan tanah-tanah yang secara ilegal itu diambil oleh Israel, ya harus diserahkan kembali kepada Palestina," kata Afriansyah.

Meski hal itu sulit untuk dilakukan, tetapi dengan adanya perkembangan dunia yang mengalami perubahan saat ini, ia yakin hal itu akan terwujud.

"Harapan saya, dengan perkembangan dunia yang sedang berubah ini, saya rasa akan ada jalan ke sana, karena bukanya tidak mungkin (tanah-tanah yang diambil secara ilegal Israel dikembalikan ke Palestina)," katanya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Palestina Aliansi Multipolar Tengku Zulkifli Usman