KETIK, SITUBONDO – Pengusaha Muda HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, asal Dusun Sokaan, Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia ditawarkan menjadi distributor tunggal rokok oleh rekan lamanya Lai Nguyen Van warga negara Vietnam, Selasa (01/10/2024).
“Dalam sebuah pertemuan bisnis yang berlangsung di Continental Saigon Hotel, saya bertemu dengan teman lama, Lai Nguyen Van seorang pengusaha ternama asal Vietnam. Lai Nguyen Van, menawarkan saya untuk menjadi distributor tunggal rokok di Indonesia. Lai, yang kini memiliki pabrik rokok besar di Ho Chi Minh, mempercayakan produk rokok unggulannya untuk dipasarkan di Indonesia melalui saya,” jelas Haji Lilur, panggilan akrab HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy.
Setelah 10 tahun tidak bertemu dengan Lai Nguyen Van, sambung Haji Lilur, Lai menawarkan empat jenis rokok dengan harga yang sangat kompetitif, mulai dari VND 2.000 – VND 4.000 (Dong Vietnam) per bungkus. “Dia menjanjikan dua hal utama, harga murah dengan kualitas internasional dan distributor tunggal untuk pasar Indonesia. Dan saya perlu waktu dua minggu untuk mempelajari regulasi impor rokok di Indonesia,” jelasnya.
Keputusan ini, sambung Haji Lilur, diambil untuk memastikan segala aturan terkait impor dipatuhi, mengingat sektor ini diawasi ketat oleh otoritas negara. “Dalam perbincangan yang berlangsung lebih dari satu jam ini, teman saya Lai tak henti-hentinya meyakinkan bahwa rokok produksinya adalah yang terbaik dan termurah di dunia,” tuturnya.
Tak hanya itu yang disampaikan Haji Lilur, namun dia menegaskan jika harga dan regulasinya sesuai dan bis menempelkan logo perusahaan sebagai distributor tunggal, dengan nama Distributor Bintang Sembilan. “Saya sedang negosiasi agar nama atau logo Bintang Sembilan tertera dalam bungkus rokok tersebut,” kata Haji Lilur.
Menariknya, lanjut Haji Lilur, saat dia menunjukkan logo Bintang Sembilan NU kepada Lai, membuat suasana pertemuan semakin akrab. “Suasana pertemuan antara saya dengan Lai sahabat lama saya itu, mengisyaratkan potensi kerjasama bisnis yang besar antara Indonesia dengan Vietnam,” katanya.
Haji Lilur juga menerangkan, pihakanya bersiap melakukan konsultasi dengan berbagai pihak terkait di tanah Indonesia sebelum mengambil keputusan besar. “Semoga Pasar Indonesia segera melihat rokok murah berkualitas dari Vietnam ini,” kata Haji Lilur.
Haji Lilur menegaskan, Pajak Rokok Ekspor 200%. Harga Rp. 6000 menjadi Rp. 18.000 dan harga Rp. 4000 menjadi Rp. 12.000. “Saya tetap akan menjalankan Impor Rokok dari Vietnam dan kualitasnya setara dengan rokok Seharga Rp. 43.000. “Saya akan Jual Rokok Vietnam Merk 9 Century dengan Harga Variatif perbungkus Rp. 25.000 agar bisa bersaing rokok Mariboro. Sedangkan harga Rp. 17.500 untuk bersaing dengan rokok produk Indonesia seperti Surya, Djarum dan sejenisnya,” tegasnya.
Harganya, imbuh Haji Lilur, jauh lebih murah dan rokoknya isi dalam 1 bungkus 20 Batang. Masalah citra rasa jauh lebih enak. “Saat ini saya sedang mengurus perizinan Impor Rokok Vietnam dengan memulai membuat Perusahaan Distribusi Rokok yang diberi nama Distribusi Bintang Sembilan (DBS). Saya yakin, pada 11 November 2024, tepat dengan Hari Pahlawan Impor Rokok 9 Century dari Vietnam akan mulai dilaksanakan,” pungkas pria yang getol mensuarakan atau ‘perang’ melawan Korupsi. (*)