KETIK, JAKARTA – Nama Heni Sagara mendadak viral di media sosial setelah namanya disebut dalam podcast Dokter Ricard Lee dengan Dokter Oky. Dalam siniar tersebut, Heni Sagara dituding sebagai mafia skincare.
Heni Sagara diketahui merupakan pendiri dan pemilik PT Ratansha Purnama Abadi, perusahaan maklon kosmetik dan farmasi terlengkap sekaligus terkemuka di Indonesia. Bahkan, Heni telah melebarkan sayap bisnisnya hingga ke Asia Tenggara.
Kesuksesan Heni bersama perusahaannya telah membuat mereka menjadi pesaing ketat Dokter RIcard Lee dan Dokter Oky di bisnis kosmetik. Tuduhan mafia skincare diduga merupakan bagian dari kampanye negatif dalam persaingan bisnis dan telah dibantah tim Humas PT Ratansha Purnama Abadi.
Heni Sagara bukanlah pendatang baru dalam bisnis kosmetik dan farmasi, dia telah merintis usahanya lebih dari satu dekade. Latar belakang Heni sebagai lulusan S1 Farmasi dan Profesi Apoteker dan Sekolah Tinggi Farmasi Bandung menegaskan kemampuannya dalam meracik skincare.
Tak heran, skincare racikannya yang diproduksi dengan teknologi canggih dan modern oleh PT Ratasha Purnama Abadi digunakan banyak klinik kecantikan dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Pemilik brand Thera Beauty juga telah memberikan dampak yang cukup signifikan bagi perekonomian tanah air dengan menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan membantu ratusan seller di seantero Indonesia untuk mencapai kesuksesan.
Mayoritas para seller yang sangat terbantu dengan kehadiran dari produk PT Ratasha Purnama Abadi adalah para ibu rumah tangga. Terutama produk Marwah skincare yang telah membantu para ibu rumah tangga menambah penghasilan untuk menyokong ekonomi keluarga.
Heni Sagara juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Ia banyak membangun masjid di Jawa Barat sehingga menyediakan tempat ibadah yang layak bagi masyarakat dan komunitas di wilayah tersebut.
Heni bersama perusahaannya PT Ratasha Purnama Abadi juga kerap melakukan kegiatan amal dengan memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu dan memberikan edukasi tentang kesehatan kulit sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility.(*)