KETIK, MALANG – Ketua KONI Kota Malang R Djoni Sudjatmoko turut memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober. Mengenang hari santri tidak luput dengan Fatwa KH Hasyim Asyari tentang Resolusi Jihad, di mana gerakan ini menjadi pemicu berbagai gerakan umat untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Djoni yang juga Dirut Perumda Jasa Yasa Pemkab Malang mengatakan bahwa Hari Santri menjadi momentum untuk membangun dan menguatkan kebersamaan umat.
"Resolusi Jihad adalah sami'na wa ato'na (mendengar dan patuh) terhadap perintah kiai/ulama. Dengan begitu kita mampu merebut dan mempertahankan kemerdekaan karena semua turun ikut kiai," tuturnya, Selasa (21/10/2024).
Menurut Djoni, makna jihad adalah rela berkorban baik harta dan nyawa untuk membela umat, untuk islam yang rahmatal lil alamin.
"Harta yang kita miliki kita korbankan untuk membangun kebersamaan. Kalau rela berkorban menghilangkan nyawa, itu bukan jihad. Nyawa itu bukan kematian tapi kehidupan. Kehidupan itu waktu yang ada batasnya. Kalau berkorban nyawa itu artinya kita berkorban waktu, tenaga, dan pikiran," tegasnya.
Tugas santri, lanjut Djoni, adalah mewujudkan kebersamaan itu. Pada intinya, resolusi jihad adalah tidak seram, bukan rela mati tapi rela memberikan waktu dalam hidup kita untuk berjihad demi umat.
"Harta kita sumbangan untuk sosial dan umat. Waktu kita korbankan untuk berpikir dan mengeluarkan tenaga. Dua hal ini menggunakan dimensi waktu. Waktu kehidupan kita korbankan untuk umat. Ikut dzikir, diskusi, keluarkan tenaga," imbuh Owner NK Group itu.
Dengan demikian, kebersamaan itu adalah kata kunci. Tanpa kebersamaan tidak bisa mewujudkan kemenangan hingga tercapainya islam yang rahmatal lil alamin.
"Itu sudah ada di Pancasila, terutama di sila ketiga persatuan Indonesia yang kemudian diwujudkan di sila kelima. Itu tujuannya. Islam itu luar biasa. Selamat Hari Santri," pungkasnya. (*)